1. Home
  2. Sehat

Seblak vs Mi Instan: Mana Lebih Sehat?

Sehat

Keduanya memiliki cita rasa gurih, pedas, dan menggugah selera, sehingga menjadi pilihan praktis bagi banyak orang.

Mi instan.
Ilustrasi mi instan. (Pixabay/katalina23)

SOEAT - Seblak dan mi instan adalah dua makanan favorit yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Keduanya memiliki cita rasa gurih, pedas, dan menggugah selera, sehingga menjadi pilihan praktis bagi banyak orang.

Akan tetapi, di balik kelezatannya, muncul pertanyaan yang cukup memantik rasa penasaran. Mana yang lebih sehat antara seblak dan mi instan?

Seblak, yang merupakan jajanan khas Bandung, berbahan dasar kerupuk yang direbus dan dicampur dengan berbagai bahan tambahan seperti telur, bakso, sayuran, dan ceker ayam. Sementara itu, mi instan adalah makanan cepat saji yang dibuat dari tepung terigu dan sering kali mengandung pengawet serta MSG.

Kedua makanan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal kandungan gizi dan dampaknya bagi kesehatan. Yuk, kita bahas lebih dalam!

Kandungan karbohidrat dan kalori

Seblak dan mi instan sama-sama tinggi karbohidrat karena bahan utamanya berasal dari tepung. Akan tetapi, ada perbedaan dalam jenis karbohidrat yang dikandungnya.

  • Seblak menggunakan kerupuk yang merupakan karbohidrat sederhana, sehingga cepat dicerna dan bisa menyebabkan lonjakan gula darah jika dikonsumsi berlebihan.

  • Mi instan juga mengandung karbohidrat olahan, tetapi sering kali lebih tinggi kalori karena adanya minyak dalam proses produksinya.

Jika dibandingkan, mi instan cenderung lebih tinggi kalori dibandingkan seblak, terutama jika dikonsumsi dengan bumbu dan minyak tambahan.

Kandungan lemak dan sodium

Salah satu perhatian utama dalam konsumsi mi instan adalah kandungan lemak dan sodium yang tinggi. Mi instan biasanya mengandung minyak yang digunakan dalam proses pengeringan, serta bumbu yang kaya garam dan MSG.

Seblak juga bisa tinggi sodium, terutama jika menggunakan banyak penyedap rasa dan garam dalam kuahnya. Untuk mengurangi risiko kesehatan, baik seblak maupun mi instan sebaiknya dikonsumsi dengan lebih sedikit garam dan penyedap rasa.

Kandungan protein dan serat

Seblak memiliki keunggulan dalam hal variasi bahan tambahan. Dengan menambahkan telur, ayam, tahu, atau sayuran, seblak bisa menjadi lebih bernutrisi dibandingkan mi instan.

Mi instan biasanya tidak mengandung protein alami, kecuali jika ditambahkan bahan lain seperti telur atau daging. Jika ingin makanan yang lebih sehat, seblak dengan tambahan protein dan sayuran bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan mi instan polos.

Dampak bagi kesehatan

Konsumsi berlebihan baik seblak maupun mi instan dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

  • Seblak yang terlalu sering dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan pencernaan karena kandungan cabai dan penyedapnya.

  • Mi instan yang dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan obesitas karena kandungan sodium dan lemaknya.

Cara membuat seblak dan mi Instan lebih sehat

Jika ingin tetap menikmati kedua makanan ini tanpa mengorbankan kesehatan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Misalnya tambahkan sayuran seperti sawi, bayam, atau wortel untuk meningkatkan kandungan serat.

Kurangi penggunaan garam dan penyedap rasa, ganti dengan kaldu alami. Gunakan pula protein berkualitas seperti ayam tanpa lemak, tahu, atau telur.

Selain itu, batasi konsumsi agar tidak berlebihan dan tetap seimbang dengan makanan lain.

Jadi, mana yang lebih sehat antara seblak dan mi instan? Jawabannya tergantung pada cara penyajian dan frekuensi konsumsi.

Seblak memiliki potensi lebih sehat jika dibuat dengan bahan alami dan tambahan protein serta sayuran, sementara mi instan cenderung lebih tinggi kalori dan sodium. Namun, keduanya tetap bisa dinikmati dengan bijak agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.***