- Home
- Sehat
Bahaya Tersembunyi di Balik Lezatnya Kerang: Fakta tentang Paparan Logam Berat
Kerang memang lezat, bergizi, dan menjadi bagian penting dari kuliner Nusantara. Tapi di balik kelezatannya, ada potensi bahaya yang tak terlihat.

SOEAT - Meski terlihat menggoda di piring, tak semua yang berasal dari laut layak dikonsumsi. Di balik semangkuk kerang berbumbu gurih, bisa tersembunyi ancaman yang tidak tercium, tidak terlihat, namun bisa berdampak pada kesehatan seumur hidup.
Kerang adalah simbol kelezatan pesisir, sering hadir di meja makan kita dalam rupa saus Padang yang menyala atau tumisan bumbu kuning yang meresap. Tapi, kerang juga menyimpan cerita lain —cerita tentang pencemaran laut, limbah industri, dan paparan logam berat yang menumpuk diam-diam di tubuh manusia.
Kerang memang punya reputasi sebagai makanan bergizi tinggi. Ia mengandung protein, zat besi, vitamin B12, dan omega-3 yang baik untuk jantung dan otak.
Tapi di sisi lain, kerang juga dikenal sebagai bioakumulator —makhluk yang menyerap dan menyimpan logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan arsenik (As) dari perairan tempat ia hidup. Jika perairan itu tercemar limbah industri, rumah tangga, atau pertanian, maka kerang bisa menjadi medium racun yang masuk ke tubuh manusia melalui rantai makanan.
Logam seperti merkuri, timbal, dan kadmium tak mudah hilang bahkan setelah proses masak. Dan ketika mereka menyusup lewat makanan, tubuh kita bisa jadi rumah bagi racun yang pelan tapi pasti bekerja merusak dari dalam.
Tapi, apakah semua hidangan laut menyimpan potensi seberbahaya itu? Sebenarnya, bagaimana fakta-fakta ilmiah tentang kandungan logam berat yang sering terabaikan, dampaknya terhadap kesehatan, dan langkah-langkah cerdas agar kita tetap bisa menikmati rasa laut tanpa menanggung risikonya.
Apa Itu Logam Berat dan Mengapa Berbahaya?
Logam berat adalah unsur kimia dengan massa atom tinggi yang bersifat toksik jika terakumulasi dalam tubuh. Beberapa jenis yang paling umum ditemukan dalam kerang antara lain timbal (Pb) yang dapat menyebabkan gangguan saraf, penurunan IQ, anemia, dan hipertensi.
Kandungan berbahaya lain yang berpotensi ada dalam kerang yakni kadmium (Cd) yang bersifat karsinogenik dan merusak ginjal dan tulang, merkuri (Hg) yang bisa menyebabkan gangguan neurologis dan perkembangan janin, serta srsenik (As) yang bisa memicu kanker paru-paru dan kandung kemih.
Paparan logam berat bisa terjadi secara kronis, melalui konsumsi makanan laut yang tercemar dalam jangka panjang. Efeknya tidak langsung terasa, tapi bisa muncul dalam bentuk gangguan organ, penurunan fungsi kognitif, bahkan kanker.
Mengapa Kerang Rentan Terhadap Logam Berat?
Kerang adalah filter feeder. Mereka menyaring air laut untuk mendapatkan makanan.
Dalam proses ini, mereka juga menyerap partikel logam berat yang terlarut dalam air atau menempel pada sedimen. Karena kerang hidup menetap di dasar laut dan tidak bisa menghindari pencemaran, mereka menjadi indikator alami kualitas perairan.
Penelitian di berbagai wilayah pesisir Indonesia menunjukkan bahwa kandungan logam berat dalam kerang sangat dipengaruhi oleh lokasi budidaya. Misalnya, kerang hijau di Teluk Jakarta mengandung Pb hingga 29,4 mg/kg dan Hg 11,7 mg/kg. Angka ini jauh melebihi ambang batas konsumsi aman.
Sementara itu, kerang darah di Tambak Lorok, Semarang, diketahui mengandung Cd hingga 1,64 mg/kg, mendekati batas maksimum yang ditetapkan oleh SNI. Penelitian yang dilakukan pada kerang hijau di Tangerang mendapati kandungan logam berat yang bervariasi, tergantung lokasi budidaya dan aktivitas industri sekitar.
Dampak Kesehatan dari Konsumsi Kerang Tercemar
Kandungan timbal yang ditemukan pada makanan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti penurunan IQ, anemia, hipertensi, dan infertilitas. Sedangkan kadmium (Cd), berpotensi pada kerusakan ginjal, osteoporosis, dan kanker.
Zat merkuri (Hg) bisa menyebabkan gangguan saraf, tremor, dan gangguan perkembangan. Sedangkan arsenik (As), dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker paru-paru, kulit, dan kandung kemih.
Efek jangka pendek keracunan zat-zat tersebut bisa berupa mual, muntah, diare, dan sakit perut. Tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah efek jangka panjang yang bersifat degeneratif dan sulit dideteksi dini.
Tips Aman Konsumsi Kerang
Agar dapat mengonsumsi kerang namun dengan potensi bahaya yang minim, kita bisa mengupayakan berbagai macam cara. Misalnya, dengan memilih kerang dari perairan bersih dan bersertifikat.
Selain itu, kita bisa menghindari kerang mentah, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak. Jangan pernah lewatkan untuk membuang bagian hepatopankreas (organ dalam) sebelum dimasak.
Selain itu, sebelum konsumsi, rebus atau kukus kerang hingga matang sempurna. Lalu, batasi frekuensi konsumsi, terutama jika tidak yakin asal kerang.***