- Home
- Kulineran
Ayam Bakakak RM Abah Harja Bandung, Ritual Rasa dari Tanah Sunda
Di tengah menjamurnya kafe estetik dan fusion food, RM Abah Harja hadir dengan pendekatan yang berbeda: kembali ke akar, ke dapur Sunda yang jujur dan membumi.
SOEAT - Jika ditanya resto Sunda mana yang popularitasnya sekarang sedang naik daun di Kota Bandung, jawabannya bisa jadi adalah RM Abah Harja. Selain karena kehadirannya yang viral di beberapa platform media sosial, hal itu bisa dibuktikan langsung lewat antrian panjang yang kerap terjadi, terutama ketika jam makan siang dan makan malam.
Baru dibuka kembali medio September 2025, resto Sunda yang berlokasi di Jl. Halimun, Kota Bandung, ini menawarkan cita rasa dan suasana yang cukup unik. Untuk ukuran rumah makan Sunda yang mengusung ritual rasa dan tradisi kuliner dari Tanah Sunda, suasananya begitu clean, dengan ambience serba putih beraksen merah. Di tengah menjamurnya kafe estetik dan fusion food, RM Abah Harja hadir dengan pendekatan yang berbeda: kembali ke akar, ke dapur Sunda yang jujur dan membumi.
Bangunan utamanya dibiarkan plong. Nuansa tradisional didapat lewat pilihan ubin jadul, serta deretan meja dan kursi kayu yang bisa diduduki dua hingga empat orang. Jika datang beramai-ramai, tinggal geser sedikit kursi dan meja itu, lalu suasana makan akan semakin semarak.

Kursi kayu tanpa senderan, agaknya dipilih untuk menjaga flow pengunjung yang datang. Sekaligus juga menegaskan, bahwa ini bukan rumah makan yang diperuntukan bagi pengunjung yang ingin sekadarĀ ngopi santai, nugas, atau bahkan work from anywhere. Ya, karena memang bukan begitu konsepnya.
Ketika tiba di selasar, deretan kursi sudah tersedia untuk mengakomodir antrean yang terjadi. Dengan demikian, tamu yang sedang menjadi waiting list bisa menunggu dengan nyaman. Para pramusaji yang bertugas, juga siap menyambut dan mengarahkan dengan ramah.
Lalu, apa yang membuat rumah makan Sunda yang satu ini begitu istimewa?
Ayam Bakakak Bakar, Sang Primadona
Jawabannya -tak bisa dipungkiri, adalah ayam bakakak bakar yang sukses membuat orang penasaran. Sejak tiba di parkiran, semriwing aroma asap pembakaran ayam sudah menyapa hidung, menggelitik perut yang lapar.
Ayam bakakak Abah Harja dibuat berasal dari ayam kampung muda organik yang dibakar selama sekitar 1,5 jam, dengan bumbu rempah yang menghasilkan aroma asap dengan tekstur daging yang empuk. Ayam ini disajikan utuh, dengan cara dibelah tanpa putus.

Dalam prosesnya, ada waktu, kesabaran, dan teknik yang diwariskan dari dapur tradisional. Apalagi, biasanya daging ayam kampung memiliki tekstur lebih alot dibandingkan ayam jenis lain.
Maka, cara agar bumbu meresap sempurna tanpa digoreng serta membuat dagingnya lebih empuk, menjadi tantangan tersendiri. Seporsi ayam bakakak bisa didapatkan dengan harga Rp135 ribu.
Salah seorang supervisor yang sempat menemani Tim Soeat bersantap, Fauzi, menyebutkan bahwa RM Abah Harja menggunakan ayam kampung muda yang berasal dari peternakan lokal. Ayam ini memiliki tekstur lebih empuk dibanding ayam kampung biasa, namun tetap memiliki rasa gurih alami yang khas.
Ketika digigit, dagingnya tidak alot. Ia mengatakan, alih-alih diungkep dalam waktu lama yang riskan menghilangkan kadar juicy daging, mereka melakukan marinasi dan melakoni pembakaran lambat untuk meresapkan seluruh bumbu rempah ke dalam pori-pori daging. Hasilnya, bisa dibuktikan sendiri ketika menyantap ayam bakakak yang satu ini.

Seporsi ayam bakakak juga hadir bersama sambal khusus, dengan cita rasa sedikit pedas dan segar. Ulekan cabai dan cengek domba, disempurnakan dengan irian tomat hijau yang segar. Karena rasanya yang tak terlalu pedas, kita bisa menikmati ayam bakakak tanpa intervensi.
Tentu, tak lengkap menyantap seekor ayam bakakak tanpa nasi hangat yang mengepul dari pincuk bambu. RM Abah Harja menyajikan pilihan nasi dari beras organik yang digiling sendiri, berupa nasi putih dan nasi merah.
Ada pula nasi tutug oncom, juga nasi liwet yang disajikan menggunakan katel dan dihidangkan panas-panas. Untuk pengunjung yang datang beramai-ramai, bisa memilih nasi liwet polos, atau nasi liwet teri.
Selain ayam kampung bakakak, ayam kampung goreng lengkuas juga menjadi menu andalan. Bedanya, ayam goreng lengkuas bisa dipesan dalam wujud setengah atau satu ekor.
Aneka Menu Sunda Buhun
Jika sedang bosan menyantap ayam, beberapa menu protein utama lain juga bisa menjadi pilihan menarik. Ada telur keriwil, nila cobek, hingga yang tak kalah menggugah selera makan, ikan peda goreng yang dicocol sambal terasi (lebih pedas daripada sambal ayam bakakak), dan lalapan.

Yang kami rekomendasikan, yakni peda yang ditumis bersama bawang, cengek domba, serta irisan sereh dan rempah lainnya. Anti amis, pedas, dan membuat air liur sukses menggelegak.
Saat mampir ke RM Abah Harja, tak lengkap rasanya tanpa menjajal cabe gendot bumbu hitam. Menu yang satu ini, menjadi incaran warga luar kota yang ingin menikmati kuliner Sunda buhun.
Cita rasanya cukup unik, karena merupakan perpaduan antara pedas, manis, dan gurih. Cabe gendot yang memiliki rasa pedas, berpadu dengan karamelisasi kecap dan gula, juga rempah-rempah yang menyatukan perbedaan rasa tersebut. Nikmat disantap bersama ayam bakakak atau nasi organik hangat.
Pedasnya cukup menusuk, tapi tidak membakar, cocok untuk lidah Sunda yang menyukai pedas berkarakter. Bumbu hitam memberikan lapisan rasa manis-gurih yang kompleks, membuat sambal ini tidak monoton. Tekstur cabe gendot yang padat dan sedikit kenyal juga memberikan sensasi gigitan yang memuaskan.

Berbagai menu pendamping yang kini sudah jarang ditemui di restoran modern pun, tersedia. Ada jengkol kecap, jantung pisang teri, tumis pepaya muda, tumis genjer, telor pete kecap, hingga pencok leunca.
Jika ingin hangatnya kuah di tengah cuaca hujan, rumah makan ini juga menyediakan sop iga sapi dan sayur asem.

Berbagai deretan menu minuman yang menemani santapan, juga cukup bervariasi. Rekomendasi kami, yakni es jeruk songkit kiamboy, es kelapa muda, dan tentu saja es teler duren yang menyempurnakan sensasi makan.***