1. Home
  2. Nusarasa

Dari Honje ke Combrang: Jejak Kecombrang dalam Budaya Sunda dan Nusantara

Bunga kecombrang punya banyak nama, salah satunya honje di Sunda. Simak kisah tanaman tropis Indonesia ini yang eksotis, berguna, dan penuh filosofi lokal.

Honje (kecombrang)
Honje (kecombrang) - Novita / RRI Bandar Lampung

SOEAT - Pernah lihat bunga berwarna merah muda terang yang bentuknya mirip obor? Yup, itu dia kecombrang alias torch ginger. Tanaman eksotis yang satu ini nggak cuma memanjakan mata, tapi juga punya peran penting dalam kuliner dan budaya di berbagai daerah Indonesia.

Uniknya, hampir setiap daerah di Nusantara punya nama sendiri untuk menyebut kecombrang. Menarik banget, kan?

Banyak Nama, Satu Tanaman: Kecombrang di Mata Nusantara

Indonesia memang kaya budaya, termasuk dalam memberi nama pada tanaman. Kecombrang jadi contoh nyata betapa beragamnya bahasa lokal di Tanah Air. Di tanah Sunda, tanaman ini dikenal sebagai honje atau onjé. Kalau kamu main ke Jawa, sebutannya berubah jadi combrang, bongkot, atau cirang.

Melipir ke Sumatra, di Medan kecombrang dikenal dengan nama kincung atau puwar kinjung, sedangkan di Aceh disebut bungong kala. Masyarakat Tapanuli menyebutnya bunga rias, sementara orang Karo mengenalnya sebagai asam cekala. Di Lampung, tanaman ini punya nama unik: kumbang sekala.

Bergeser ke Minangkabau, sebutannya adalah sambuang. Di Bali, kecombrang akrab disebut bongkot atau kecicang. Di Sulawesi dan Maluku, kamu akan mendengar nama katimbang, patikala, atau petikala. Sementara masyarakat Dayak menyebutnya tipo, dan orang Banyuwangi punya nama yang paling beda sendiri: lucu.

Bayangin, satu tanaman bisa punya belasan nama berbeda. Ini jadi bukti bahwa kecombrang bukan tanaman biasa—ia hadir dan tumbuh bersama sejarah dan kehidupan masyarakat di berbagai pelosok negeri.

Penampilan Kecombrang: Cantik dan Mencuri Perhatian

Etlin hemisph
Honje (kecombrang) Etlin hemisph - wikimedia

Secara fisik, kecombrang termasuk tanaman tinggi. Tingginya bisa mencapai 5 meter, dengan batang semu yang terbentuk dari tumpukan pelepah daun. Tapi daya tarik utamanya tentu saja bunga besarnya yang menjulang seperti obor, berwarna merah muda hingga merah terang. Nggak heran tanaman ini dijuluki torch ginger dalam bahasa Inggris.

Kecombrang tumbuh subur di wilayah tropis, terutama Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand Selatan. Tanaman ini senang hidup di tanah yang kaya humus dengan pH sedikit asam, biasanya di dataran rendah sampai pegunungan hingga 1.700 mdpl. Ia juga lebih suka tempat yang agak teduh, dan tumbuh secara bergerombol.

Nggak Cuma Satu Jenis: Varietas Kecombrang di Indonesia

Kalau kamu pikir kecombrang cuma satu jenis, ternyata nggak. Ada dua varietas utama yang dikenal di Indonesia.

Pertama adalah kecombrang hijau atau Etlingera elatior. Varietas ini paling sering dibudidayakan dan mudah ditemukan. Bunganya berwarna merah muda hingga merah terang, aromanya tajam, dan rasanya punya sensasi asam segar yang sering dimanfaatkan dalam masakan tradisional.

Yang kedua adalah honje hutan atau Etlingera hemisphaerica. Seperti namanya, varietas ini tumbuh liar di hutan-hutan tropis. Bentuk dan struktur tanamannya sedikit berbeda. Bunga dan buahnya juga punya aroma khas, meskipun lebih jarang digunakan dalam masakan.

Kecombrang dalam Klasifikasi Botani

Honje hutan
Etlin hemisph - Honje hutan - Wikimedia

Secara ilmiah, kecombrang masuk dalam keluarga Zingiberaceae alias keluarga jahe-jahean. Genusnya adalah Etlingera, dan spesies paling umum adalah Etlingera elatior. Jadi, meskipun sering tampil cantik di taman atau jadi bahan makanan, kecombrang masih satu saudara dengan jahe dan lengkuas.

Lebih dari Sekadar Tanaman: Kecombrang sebagai Simbol Budaya

Di beberapa daerah, kecombrang punya makna simbolis yang kuat. Salah satu contoh paling keren datang dari Kalimantan Barat. Di sana, ada koperasi kredit terbesar di Indonesia bernama CU Lantang Tipo. Nama "lantang" berarti tunas, sedangkan "tipo" adalah sebutan kecombrang dalam bahasa Dayak Hibun dan Pandu.

Dari sini kita bisa lihat bahwa kecombrang nggak cuma hadir sebagai penghias halaman atau bumbu dapur, tapi juga membawa filosofi tentang pertumbuhan, harapan, dan keberlanjutan dalam kehidupan masyarakat.

Jadi, Kenapa Harus Kenal Kecombrang?

Karena kecombrang bukan sekadar tanaman biasa. Ia cantik, punya aroma khas, multifungsi dalam kuliner, dan mengandung cerita budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari namanya yang beragam hingga maknanya yang dalam, kecombrang adalah representasi indah dari kekayaan hayati dan budaya Nusantara.

Kalau suatu hari kamu melihat bunga merah muda terang yang mekar di kebun atau jadi hiasan di piring masakan khas, jangan anggap remeh. Siapa tahu, itu kecombrang—si cantik tropis yang punya lebih banyak cerita daripada yang terlihat.***