1. Home
  2. Kulineran

Daya Tarik Madam Hoek Bandung, dari Sop Asam Asam hingga Soto Paru

Alih-alih tampil kontras, Madam Hoek ini justru menyatu dengan ritme Jalan Kelenteng: tenang, fungsional, dan relevan.

Kopitiam
Aneka sajian di Madam Hoek, Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Soeat/Nday)

SOEAT - Tidak semua tempat makan berlomba-lomba menjadi viral. Sebagian justru memilih jalur yang lebih sunyi: membangun reputasi lewat rasa, kenyamanan, dan konsistensi. Madam Hoek Bandung, yang berlokasi di Jalan Kelenteng, Kota Bandung, adalah salah satunya.

Di tengah hiruk-pikuk kota dan persaingan kuliner yang semakin padat, Madam Hoek hadir dengan karakter yang matang. Ia tidak mencoba menarik perhatian secara berlebihan, tetapi perlahan membangun kepercayaan pengunjung yang memang ingin mencari pengalaman makan yang lebih tenang dan berkualitas.

Kopitiam
Suasana vintage di Madam Hoek, Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Soeat/Nday)

Seperti diketahui, Jalan Kelenteng Bandung sejak lama dikenal sebagai kawasan yang hidup dari aktivitas sehari-hari. Di sini, kuliner bukan sekadar destinasi wisata, melainkan bagian dari rutinitas warga. Berbeda dengan area lain yang kini dipoles untuk kebutuhan pariwisata, Jalan Kelenteng mempertahankan nuansa autentik.

Menempatkan restoran di kawasan ini bukan perkara mudah. Dibutuhkan pemahaman konteks dan karakter lingkungan.

Madam Hoek tampaknya memahami hal tersebut. Alih-alih tampil kontras, restoran ini justru menyatu dengan ritme Jalan Kelenteng: tenang, fungsional, dan relevan.

Ketika memasuki Jalan Kelenteng, Bandung, fasad Madam Hoek begitu menarik. Bangunan ini punya ciri khas arsitektur Belanda berwarna putih dengan aksen biru, berdiri kokoh di sebelah kanan.

Masuk ke Madam Hoek, kesan pertama yang muncul adalah rasa nyaman. Interiornya tertata rapi, pencahayaan hangat, dan suasana yang tidak bising. Tidak ada elemen visual yang terlalu agresif, tetapi justru itulah daya tariknya.

Kopitiam
Suasana Madam Hoek dari lantai kedua. (Soeat/Nday)

Atmosfer vintage membuat pengunjung betah berlama-lama. Madam Hoek juga punya area semi outdoor di bagian belakang, untuk pengalaman bersantap yang lebih santai.

Menu dan Rasa yang Konsisten

Menekuni daftar menu, sebenarnya varian makanan dan minuman yang disajikan Madam Hoek tak begitu berlimpah. Madam Hoek menempatkan barisan menu peranakan dan nusantara, dalam komposisi yang cukup, namun berkesan.

Di hari-hari tertentu, terdapat menu ramesan yang disuguhkan untuk pengunjung. Menunya menyerupai "warteg" yang naik kelas. Ada cumi asin, paru balado, tempe kacang panjang, ati ampela saos kecap, kikil cabe gendot, tumis buncis, orek tempe, dan beberapa tumisan sayuran lain.

Jika datang di hari kerja, menu ala carte bisa dipilih. Rekomendasi kami, salah satunya adalah nasi sop asam asam iga pedas.

Sop
Nasi Sop Asam-asam Iga Pedas di Madam Hoek, Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Soeat/Nday)

Seporsi sop dengan kuah kental berwarna merah dan sedikit berminyak, segera memantikkan rasa lapar. Disajikan bersama nasi hangat, acar, dan emping, sajian ini cocok disantap dalam kondisi perut keroncongan.

Unsur asamnya terasa "hidup", dengan rasa pedas yang hadir menyusul. Perpaduan asam dan pedas ini menciptakan ritme rasa yang menarik: segar di awal, lalu menguat, lalu memuaskan di akhir. Kesegarannya semakin menguat dengan campur tangan potongan tomat yang melimpah.

Yang tak kalah menarik, yakni kehadiran nasi soto paru khas Madam. Potongan paru disajikan di dalam kuah kuning, denngan potongan dadu tomat merah dan irisan tomat hijau.

Soto
Nasi Soto Paru Ala Madam di Madam Hoek, Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Soeat/Nday)

Seporsi nasi soto paru khas madam disajikan bersama nasi putih hangat, acar, dan perkedel kentang yang tebal. Menggugah selera, bukan?

Kuahnya terasa ringan dan seimbang. Tidak terlalu pekat, tidak pula tipis.

Racikan rempah hadir dengan pas, cukup untuk memberi kedalaman rasa, tanpa menutup karakter bahan utama. Aroma rempah tercium lembut, memberi kesan bahwa bumbu diracik untuk mendukung, bukan mendominasi.

Paru sebagai bintang utamanya, diolah dengan cukup presisi: empuk, kering di luar, dan bebas aroma amis. Teksturnya pas: tidak liat, tidak lembek. Saat digigit, paru memberi sensasi gurih dan tetap menyatu dengan kuah.

Menu Khas Peranakan dan Nusantara

Kopitiam
Nasi goreng ayam kecombrang. (Soeat/Nday)

Jujur saja, awalnya kami mengira bahwa menu-menu yang disajikan Madam Hoek akan sama seperti destinasi makan khas Peranakan yang lain. Tapi apa daya, lidah sudah tertawan. Menu makanan berat yang disajikan Madam Hoek, ternyata memiliki kedalaman rasa yang membuat kami ingin kembali lagi.

Selain dua menu di atas, ada berbagai menu lain yang menarik perhatian. Sebut saja nasi dan ikan patin yang diolah dengan dua cara, yakni disop bersama daun kemangi, serta digoreng dan disajikan dengan sambel dabu.

Ada pula nasi goreng ayam kecombrang, nasi goreng peranakan, nasi bakar tongkol, hingga nasi ayam taliwang dan nasi tjampur Bali spesial. Jika ingin sensasi crunchy dengan taburan sayuran, coba pesan ifumie.

Di barisan menu pendamping, terdapat camilan-camilan yang tak kalah menggugah. Mulai dari roti-rotian berwujud tosti, roti canai, hingga roti panggang. Yang spesial? Coba jajal roti panggang ala Melaka dan roti panggang spesial moza.

Poffertjes
Poffertjes, kue tradisional Belanda yang berbentuk seperti panekuk mini yang lembut dan terbuat dari adonan ragi dan tepung. (Soeat/Nday)

Aneka side dish khas Belanda dan peranakan Melayu juga dihadirkan dalam versi yang cukup autentik. Ada bitterballen, poffertjes, hingga panekuk yang bisa disantap dalam balutan choco pindekas, hingga panekuk ala noni dan ala hoek. Apa saja perbedaannya, rasanya baru bisa dideskripsikan ketika menyambangi Madam Hoek secara langsung.

Oh ya, Madam Hoek juga menyediakan es autentik yang memadamkan rasa haus, dan menyempurnakan sesi makan. Ada es peyeum, es ketan item, es katjang merah, hingga es tjampur lekker dan es krim peuyeum ketan.

Kopi
Es koffie melk ala kumpeni di Madam Hoek. (Soeat/Nday)

Bagaimana dengan minuman yang ditawarkan? Untuk kita yang gemar minum kopi, Madam Hoek juga menyediakan aneka menu kopi basic seperti iced black, iced white, hingga es kopi dengan berbagai varian. Misalnya, es kopi degan, es koffie melk, es koffie melk ala kumpeni, dan es latte karamel ala hoek.

Ingin yang lebih tradisional? Ada bir pletok hangat yang cocok diseruput ketika hujan, bandrek, serta hot gula asam.***