1. Home
  2. Kulineran

Selain Madam Hoek, Ini Rekomendasi Kuliner di Jalan Kelenteng Bandung

Deretan lampion, bangunan tua, dan suasana pertokoan yang hidup, membuat jelajah kuliner di kawasan ini terasa berbeda.

Kopitiam
Suasana vintage di Madam Hoek, Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Soeat/Nday)

SOEAT - Selain Pasar Baru dan Jalan Cibadak, kawasan Jalan Kelenteng, Kota Bandung, merupakan salah satu kawasan Pecinan di Bandung. Atmosfer autentik yang unik begitu berada di kawasan ini, juga seringkali membuat masyarakat yang singgah -selain warga sekitar, punya kenangan tersendiri.

Identitas ini tercermin dari keberadaan vihara-vihara legendaris, hingga banyaknya pedagang kuliner yang menjajakan makanan khas Tionghoa, baik tradisional maupun hasil adaptasi lokal. Deretan lampion, bangunan tua, dan suasana pertokoan yang hidup, membuat jelajah kuliner di kawasan ini terasa berbeda.

Di Jalan Kelenteng, ada beberapa destinasi kuliner yang rasanya sayang jika dilewatkan. Salah satunya yakni Madam Hoek, yang menempati sebuah bangunan tua dengan arsitektur campuran antara gaya Belanda dan Cina Peranakan. Desainnya mencerminkan perpaduan elemen kolonial Belanda yang umum di bangunan-bangunan tua di Bandung, dengan ornamen dan nuansa khas komunitas Tionghoa setempat.

Ada apa lagi? Berikut ulasannya.

1. Hap Seng Kee Chicken Rice

Kelenteng
Beberapa menu di Hap Seng Kee, Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Google My Bussiness)

  • Alamat: Jl. Kelenteng No.58, Kota Bandung

  • Jam Buka: 06.30 - 15.00 WIB

  • Harga: Rp20.000 - Rp75.000

Menjadi salah satu destinasi kuliner yang bertahan lintas generasi, Hap Seng Kee merupakan tempat bersantap tetap disukai. Hal itu terbukti dari masih ramainya tempat ini, yang kemudian membuka cabang di beberapa lokasi lain.

Selain di Jalan Kelenteng, Hap Seng Kee bisa ditemukan di Jalan Garuda No. 29, Setrasari Mall, dan Pasar Parahyangan KBP. Sejak puluhan tahun lalu, tempat ini sudah lama jadi andalan warga lokal untuk mengawali hari dengan sarapan bergizi dan autentik khas Peranakan.

Begitu masuk, kita akan merasakan nuansa sederhana khas rumah makan lama. Tidak ada dekorasi berlebihan, tapi justru itulah daya tariknya: autentik, hangat, dan penuh nostalgia.

Menu andalannya adalah Nasi Hainan khas Singapura dengan pilihan ayam (steam/roasted/crispy cutlet) yang lembut dan gurih. Untuk ukuran hawker di Bandung, cita rasanya sangat mirip dengan chicken rice otentik. Bumbunya meresap, dan tekstur nasinya pulen.

Roasted Chicken Rice, juga menjadi jagoan. Di sini, ayam panggang hadir dengan kulit yang sedikit renyah, namun bagian daging tetap juicy.

Untuk versi yang lebih lembut dan klasik, ada Steamed Chicken Rice. Menu ini relatif lebih simpel, dan cocok untuk semua kalangan.

Selain nasi ayam, beberapa menu lain juga menjadi rekomendasi. Ada Singapore Laksa dengan kuah gurih dan beraroma rempah, Chicken Ngo Hiang yang berupa side dish gorengan daging ayam bumbu yang nendang, serta minuman khas seperti teh atau barley tea yang pas sebagai pendamping makan.

Sebagai kudapan, tersedia beberapa dimsum halal yang cocok untuk teman sarapan. Beberapa menu juga bisa mengandung bahan non-halal, jadi pastikan bertanya langsung ke pelayan jika mencari opsi halal.

Oh ya, karena tempatnya terbatas dan ruang makan yang dimiliki tidak terlalu besar, maka tempat ini seringkali penuh, terutama di akhir pekan.

2. Ambokueh (Non Halal)

Kelenteng
Gerobak Ambokueh di Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Google My Bussiness/Faridah Fang)

  • Alamat: Jl. Kelenteng No. 26, Kota Bandung (Depan gerbang Vihara Samudra Bhakti)

  • Jam Buka: 06.30 - 13.30 WIB

  • Harga: Rp25.000 - Rp50.000

Ambokueh di Jalan Kelenteng Bandung adalah kuliner heritage khas Tionghoa yang menawarkan rasa unik: manis, gurih, pedas, dengan tekstur kue beras goreng dan lauk peranakan. Meski non-halal dan semakin jarang ditemui, Ambokueh tetap jadi bagian penting dari identitas kuliner Pecinan Bandung.

Ambokueh berasal dari bahasa Hokkian, dan secara konsep mirip dengan nasi campur Hainan, hanya saja disajikan tanpa nasi. Hidangan ini menggunakan kue beras goreng sebagai dasar, lalu ditambahkan berbagai lauk khas peranakan.

Yang membuatnya unik adalah kuah manis kental berbahan dasar tepung tapioka, disiram di atas kue beras dan lauk, lalu diberi sambal serta bawang putih cincang. Teksturnya legit, rasa manis gurih berpadu dengan pedas, menciptakan sensasi yang jarang ditemui di kuliner lain.

3. Mas Gondrong Seafood Resto

Kelenteng
Seafood Mas Gondrong di Jalan Kelenteng, Kota Bandung. (Google My Bussiness/Ayame Ranshizue)

  • Alamat: Jl. Kelenteng No.22, Kebon Jeruk, Andir, Kota Bandung.

  • Jam buka: 09.30 - 23.00 WIB

  • Harga: Rp25.000–Rp50.000

Di salah satu sudut Jalan Kelenteng, kawasan yang terkenal dengan nuansa Pecinan dan kuliner heritage, ada satu resto seafood yang jadi magnet tersendiri. Namanya, Mas Gondrong Seafood.

Ini bukan restoran mewah, tapi justru itu yang bikin nyaman dan membumi. Suasananya sederhana, agak remang di beberapa sudut, namun selalu ramai oleh pengunjung yang datang untuk menikmati hidangan laut segar dengan bumbu khas Jawa Timur. Cocok untuk makan bareng keluarga atau nongkrong santai bersama teman.

Beberapa menu andalannya antara lain udang saos padang, cumi saos tiram, kepiting saos asam manis, serta kerang rebus dan saos padang. Bumbu di Mas Gondrong terkenal pekat dan berani rasa, membuat setiap hidangan terasa nendang di lidah. Harganya pun relatif terjangkau dibanding resto seafood lain di Bandung, sehingga bisa menjadi favorit keluarga dan mahasiswa.***