1. Home
  2. Kulineran

Ini Alasan Kita Perlu Menikmati Kopi Spesialti dan Rekomendasi Tempatnya di Bandung

Pada kopi spesialti, setiap biji punya identitas. Transparansi ini penting karena menunjukkan kualitas dan etika rantai pasok.

Kopi
Kopi. (Pixabay/StockSnap)

SOEAT - Tren pertumbuhan kedai kopi di berbagai kota besar di Indonesia, meningkat dalam satu dekade terakhir. Tak terkecuali di Bandung, dimana kenikmatan kopi tak hanya direguk sebagai minuman berkafein untuk memulai pagi, melainkan juga menjadi bagian dari dari ritual harian, gaya hidup, dan identitas sosial.

Setidaknya dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan bisnis kedai kopi di Bandung menunjukkan lonjakan yang sangat signifikan. Hal itu didorong oleh gaya hidup urban, demografi muda, dan tren konsumsi kopi yang semakin kompleks.

Data dari dari Disparbud Kota Bandung menyebutkan, pada 2015, jumlah kedai kopi di Bandung diperkirakan hanya sekitar 300–400 unit usaha. Akan tetapi pada data terbaru BPS, pada 2025 jumlahnya telah melampaui 1.200 kedai kopi. Jumlah ini mencakup warung kopi tradisional, kafe modern, hingga coffee shop spesialti.

Memang, sulit untuk mendeskripsikan bagaimana kopi "enak" itu. Semua tergantung pada pengalaman dan preferensi lidah masing-masing.

Akan tetapi secara umum, kopi spesialti punya tempat teristimewa dalam "kasta" dunia perkopian. Seiring masifnya edukasi mengenai kopi dan penyebarannya di kalangan anak muda, banyak juga yang menganggap, tak lengkap bagi lidah coffee addict jika belum menyesap kopi spesialti.

Apa Itu Kopi Spesialti?

Kopi
Berbagai varian biji spesialti kopi di Expat Roasters Bandung. (Soeat/Nday)

Kopi spesialti (specialty coffee) adalah kategori kopi yang dinilai memiliki kualitas luar biasa, baik dari segi rasa, aroma, maupun proses budidaya dan penyajiannya. Ia bukan sekadar kopi enak, melainkan juga merupakan hasil dari rantai pasok yang presisi dan penuh dedikasi.

Dengan kata lain, kopi spesialti adalah kopi yang dinilai memiliki kualitas luar biasa dari hulu ke hilir, mulai dari budidaya, panen, pengolahan, sangrai, hingga penyajian. Sebuah kopi spesialti juga merupakan hasil dari penilaian sensorik profesional.

Menurut Specialty Coffee Association, kopi spesialti harus memiliki skor cupping lebih dari 80 (dari skor 100). Penilaian ini dilakukan oleh pencicip kopi bersertifikat (Q Grader) melalui proses cupping untuk memahami profil rasa, aroma, dan tekstur dari berbagai origin atau batch kopi.

Ia juga harus memiliki aroma yang kompleks, serta rasa yang bersih, seimbang, dan khas. Keasamannya juga cerah dan menyegarkan, serta body (tekstur) yang terasa di mulut.

Setelah diminum, kopi spesialti juga harus bertahan lama. Keseimbangan antar elemen rasa, juga menjadi faktor teramat penting.

Berbeda dengan kopi "biasa", kopi spesialti juga mewajibkan transparansi rantai pasok. Prosesnya harus melibatkan petani, prosesor, roaster, dan barista dalam sistem yang adil dan berkelanjutan.

Untuk proses produksi, tentu harus dilakukan dengan detail dan teliti. Biji kopi spesialti ditanam di dataran tinggi dengan iklim ideal, dipanen secara selektif (cherry matang saja), diolah dengan metode natural, washed, atau honey, serta disangrai dengan profil roasting yang menonjolkan karakter biji.

Yang Membedakannya dengan Kopi "Pasaran"

Biji kopi
Ilustrasi biji kopi. (Pixabay/Coeleur)

Singkatnya, bayangkan ada dua cangkir kopi di hadapan. Yang satu diseduh dengan penuh perhatian, dari biji yang ditanam di lereng gunung dengan iklim ideal, dipetik satu per satu saat matang sempurna, lalu disangrai dengan profil rasa yang spesifik. Yang satu lagi berasal dari campuran biji massal, diproses cepat, disangrai gelap untuk menutupi cacat rasa, dan disajikan tanpa cerita.

Mungkin keduanya terlihat sama. Akan tetapi, "dunia" di baliknya pasti akan sangat berbeda.

Pada kopi spesialti, setiap biji punya identitas. Kita bisa tahu nama petani, varietas tanaman, ketinggian tanam, dan metode pengolahan. Transparansi ini penting karena menunjukkan kualitas dan etika rantai pasok.

Sedangkan pada kopi komersial atau kopi "pasaran", umumnya berasal dari campuran biji di berbagai daerah tanpa informasi detail. Fokusnya pada volume dan harga murah, bukan asal-usul.

Pada kopi non spesialti, panen beans biasanya dilakukan secara massal, tanpa seleksi ketat. Pengolahan cenderung cepat dan murah, sering kali menghasilkan rasa yang flat atau cacat.

Jika pada kopi spesialti rasanya kompleks dan jernih, maka pada kopi komersial tidak demikian. Di kopi spesialti, kita bisa merasakan notes buah, bunga, cokelat, rempah, bahkan winey. Ada keasaman cerah, body yang halus, dan aftertaste yang bersih.

Pada kopi "pasaran" yang merupakan grade B atau C, rasanya cenderung pahit, gosong, atau asam tak menyenangkan. Tidak ada karakter rasa yang menonjol, hanya “kopi” secara umum. Ia biasanya disajikan sebagai kopi tubruk, kopi instan, atau kopi sachet dengan gula dan krimer.

Tentu saja, harga kopi spesialti akan lebih mahal. Akan tetapi, para pecinta kopi serius akan merasa bahwa harga itu sepadan dengan kualitas dan pengalaman. Itu lantaran penikmatnya tidak hanya membeli minuman, tapi juga cerita, proses, dan rasa.

Sedangkan kopi biasa, akan lebih murah dan praktis. Ini cocok untuk konsumsi cepat tanpa ekspektasi rasa atau pengalaman mendalam.

Rekomendasi Kedai Kopi Spesialti di Bandung

Kopi
"Jantung" utama Expat Roasters di Bandung. (Soeat/Nday)

Di Bandung, ada beberapa kedai kopi yang kami rekomendasikan untuk mendapatkan pengalaman rasa menyesap kopi spesialti. Yang baru saja dibuka, yakni Expat Roasters Bandung yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto No.132–134.

Expat Roasters Bandung menyajikan konsep omakase kopi pertama di Indonesia, dengan biji kopi unggulan Bali Kintamani (natural), Ethiopia Yirgacheffe (washed), dan Java Preanger (semi-washed).

Ada pula Bica Brewery, di Jl. Sawah Kurung No. 36, Moch Ramdhan, Kota Bandung. Mereka menawarkan koleksi biji kopi yang beragam, dengan suguhan manual brew dan espresso base yang berasal dari beans lokal dan internasional.

Two Hands Full di Jl. Sukajadi No. 206, juga menjadi andalan. Tempat ini merupakan pioneer kopi spesialti di Bandung dengan reputasi nasional. Kopi unggulannya adalah house blend espresso dan seasonal single origin dari Ethiopia, Colombia, dan Indonesia.

Jangan lupakan juga Sejiwa Coffee, yang berlokasi di Jl. Progo dan Jl. Kiputih, Bandung. Sebagai kedai spesialti, Sejiwa menyajikan kopi dari biji pilihan, baik lokal maupun internasional. Mereka memiliki Sejiwa Blend untuk espresso base, serta seasonal single origin yang bisa dinikmati lewat manual brew seperti V60 atau Kalita.

Kollektif di Jl. Ciumbuleuit, juga tak hanya sekadar menawarkan kopi, tapi menjadi sebuah platform edukasi dan kolaborasi. Sejauh ini, Kollektif juga aktif mengadakan workshop seduh manual dan cupping session, diskusi komunitas kopi dan sesi berbagi antar barista, serta kolaborasi dengan roaster lokal dan petani kopi.

Kopi Kollektif menyajikan biji kopi lokal dari berbagai daerah seperti Garut, Aceh Gayo, Flores, dan Java Preanger. Semua biji dikurasi dengan teliti dan disajikan lewat metode manual brew dan espresso base.***