- Home
- Kulineran
Apa Itu Matcha? Panduan Lengkap untuk Pecinta Teh Hijau Jepang
Warnanya hijau cerah, aromanya segar seperti rerumputan pagi hari, dan rasanya unik. Pahit lembut, sedikit manis, dengan sentuhan umami yang sulit dijelaskan.

SOEAT - Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang serba cepat, ada satu minuman yang seolah-olah mengajak kita untuk melambat, menyesap perlahan, dan hadir sepenuhnya dalam momen: matcha. Warnanya hijau cerah, aromanya segar seperti rerumputan pagi hari, dan rasanya unik. Pahit lembut, sedikit manis, dengan sentuhan umami yang sulit dijelaskan tapi mudah dicintai.
Matcha bukan hanya tren yang viral di media sosial atau bahan tambahan dalam dessert kekinian. Ia adalah bagian dari tradisi panjang Jepang yang sarat makna, disiplin, dan keindahan dalam kesederhanaan.
Tapi apa sebenarnya matcha itu? Bagaimana cara pembuatannya? Apa bedanya dengan teh hijau biasa? Dan mengapa ia begitu dihargai, bahkan dianggap sebagai “emas hijau” oleh para pecintanya?
Apa Itu Matcha?
Secara sederhana, matcha adalah bubuk teh hijau yang terbuat dari daun tanaman Camellia sinensis, tanaman yang sama dengan teh hijau biasa, teh hitam, dan oolong. Namun, yang membuat matcha istimewa adalah cara penanaman, pemrosesan, dan penyajiannya yang sangat berbeda dan jauh lebih kompleks.
Tanaman teh untuk matcha ditanam di bawah naungan selama 3–4 minggu sebelum panen. Proses ini disebut tana, di mana daun teh dilindungi dari sinar matahari langsung menggunakan anyaman bambu atau jaring hitam.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kadar klorofil dan L-theanine, asam amino yang memberikan rasa umami dan efek menenangkan. Hasilnya adalah daun teh yang lebih hijau, lebih lembut, dan lebih kaya nutrisi dibandingkan teh biasa.
Setelah dipanen, hanya daun termuda dan tersegar yang dipilih. Daun-daun ini kemudian dikukus untuk menghentikan oksidasi, dikeringkan menggunakan mesin khusus bernama tencha-ro, lalu dipisahkan dari batang dan uratnya.
Daun yang tersisa disebut tencha. Dan inilah yang kemudian digiling perlahan menggunakan batu granit hingga menjadi bubuk halus berwarna hijau cerah.
Sejarah dan Filosofi Matcha
Matcha pertama kali diperkenalkan ke Jepang dari Tiongkok pada abad ke-9 oleh para biksu Buddha yang menggunakannya sebagai penunjang meditasi. Namun, baru pada abad ke-16, matcha menjadi bagian penting dari budaya Jepang melalui upacara minum teh (chanoyu) yang dipopulerkan oleh Sen no Rikyu.
Dalam upacara ini, matcha bukan hanya minuman, tapi juga simbol dari empat prinsip. Ada keharmonisan (wa), rasa hormat (kei), kesederhanaan (sei), dan ketenangan batin (jaku).
Apa yang Membuat Matcha Begitu Spesial?
Karena matcha dikonsumsi utuh (bukan hanya air seduhannya), kita mendapatkan seluruh manfaat dari daun teh. Matcha mengandung antioksidan tinggi, terutama katekin EGCG, yang dikenal membantu melawan radikal bebas, meningkatkan metabolisme, dan mendukung kesehatan jantung.
Matcha juga mengandung kafein, tapi efeknya lebih stabil dan tidak membuat gelisah seperti kopi. Ini karena L-theanine bekerja menenangkan sistem saraf, menciptakan rasa fokus yang tenang. Ideal untuk belajar, bekerja, atau meditasi.
Tidak seperti teh hijau biasa yang cenderung pahit, matcha juga memiliki rasa umami yang lembut dan kompleks. Inilah yang membuatnya cocok tidak hanya sebagai minuman, tapi juga sebagai bahan dalam kue, es krim, dan bahkan masakan gurih.
Cara Menyajikan Matcha Tradisional
Untuk menikmati matcha secara tradisional ala Jepang, kita memerlukan:
1–2 gram bubuk matcha (sekitar ½ sendok teh)
60–70 ml air panas (sekitar 80°C, jangan mendidih)
Mangkuk teh (chawan)
Pengocok bambu (chasen)
Langkah-langkahnya:
Ayak matcha ke dalam mangkuk agar tidak menggumpal.
Tambahkan air panas.
Kocok cepat dengan gerakan zig-zag menggunakan chasen hingga berbusa halus di permukaan.
Seruput perlahan, nikmati aroma, rasa, dan ketenangannya.
Tips Memilih Matcha Berkualitas
Warna: Hijau cerah seperti daun muda. Matcha yang kusam menandakan kualitas rendah.
Tekstur: Harus sangat halus, seperti bedak bayi.
Aroma: Segar, seperti rumput atau bayam muda.
Rasa: Lembut, sedikit manis alami, tidak getir.
Kemasan: Simpan dalam wadah kedap cahaya dan udara. Matcha mudah teroksidasi.***