1. Home
  2. Kulineran

Tom Yum Kuah Bening vs Kuah Kental: Mana yang Lebih Cocok dengan Lidah Kita?

Masing-masing punya karakter, filosofi, dan penggemar setia. Yang satu ringan dan menyegarkan, yang lain creamy dan memanjakan.

Tom yum
Tom yum kuah kental. (Pixabay/BuyMeACoffee)

SOEAT - Pernahkah duduk di sebuah restoran Thailand, menatap menu, dan terjebak dalam dilema sederhana namun menggoda: Tom Yum kuah bening atau kuah kental? Keduanya tampak menggoda, sama-sama mengepul hangat, penuh aroma serai dan daun jeruk purut, serta menjanjikan sensasi pedas-asam yang khas.

Tom Yum bukan hanya ikon kuliner Thailand, tapi juga simbol dari keberanian rasa Asia Tenggara. Ia hadir dalam dua versi utama: Nam Sai (kuah bening) dan Nam Khon (kuah kental).

Masing-masing punya karakter, filosofi, dan penggemar setia. Yang satu ringan dan menyegarkan, yang lain creamy dan memanjakan.

Tapi pertanyaannya, mana yang lebih cocok dengan lidah kita —lidah Indonesia yang terbiasa dengan rempah, santan, dan rasa yang kompleks? Mari kita selami perbedaan keduanya, bukan untuk memilih pemenang, tapi untuk memahami bagaimana semangkuk sup bisa mencerminkan begitu banyak hal: budaya, kebiasaan makan, bahkan suasana hati.

Perbedaan Utama: Dari Tekstur hingga Filosofi Rasa

Tom yum
Tom yum. (Pixabay/ANDY0577)

Tekstur Tom Yum kuah bening yakni ringan dan menyegarkan, sedangkan kuah kental lebih creamy dan kaya rasa. Kuah bening tanpa menggunakan santan atau susu evaporasi, sedangkan pada kuah kental menggunakan santan atau susu evaporasi.

Pada Tom Yum kuah bening, rasa dominannya yakni asam serta pedas yang tajam dan bersih, dengan tampilan yang jernih dan warna kuah cenderung kekuningan. Kalorinya lebih rendah, cocok untuk diet.

Sedangkan pada Tom Yum kuah kental, rasa dominannya yakni asam-pedas yang lembut dengan sentuhan gurih. Tampilannya oranye pucat atau krem, tergantung bahan. Tentu saja, kalorinya lebih tinggi, cocok untuk comfort food.

Versi Nam Sai adalah bentuk paling tradisional dari Tom Yum. Ia menonjolkan kesegaran rempah seperti serai, lengkuas, dan daun jeruk purut tanpa distraksi dari lemak atau krim.

Sementara Nam Khon adalah hasil evolusi modern, dengan tambahan santan atau susu evaporasi yang membuat kuahnya lebih lembut dan cocok untuk mereka yang menyukai tekstur creamy ala sup krim.

Mana yang Lebih Cocok dengan Lidah Indonesia?

Tom yum
Tom yum. (Pixabay/RosieWang)

Lidah Indonesia dikenal fleksibel namun punya kecenderungan kuat terhadap rasa gurih dan kaya rempah. Maka tak heran jika banyak orang Indonesia jatuh cinta pada Tom Yum versi kuah kental.

Tambahan santan atau susu evaporasi mengingatkan kita pada soto betawi, gulai, atau lodeh —hidangan yang akrab di lidah dan hati. Namun, versi kuah bening juga punya tempat tersendiri.

Ia cocok untuk kita yang menyukai rasa yang lebih “bersih”, segar, dan ringan. Terutama saat cuaca panas atau saat tubuh butuh sesuatu yang menyehatkan tanpa terlalu berat.

Popularitas di Thailand dan Dunia

Di Thailand sendiri, kedua versi sama-sama populer, tergantung wilayah dan preferensi pribadi. Namun secara global, Tom Yum kuah kental (Nam Khon) lebih sering muncul di restoran karena tampilannya yang lebih menggoda dan rasanya yang lebih “ramah” bagi lidah internasional.

Di Indonesia, banyak restoran Thailand yang menyajikan versi kuah kental karena dianggap lebih cocok dengan selera lokal. Tapi beberapa tempat tetap mempertahankan versi bening untuk mereka yang mencari keaslian rasa.***