- Home
- Kulineran
Tom Yum vs Tom Kha: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Populer?
Keduanya bukan sekadar makanan, tapi pengalaman rasa yang membawa kita menyusuri lorong-lorong pasar Thailand, dan duduk di meja kayu sederhana.

SOEAT - Di balik uap panas dari panci besar, dua sup legendaris Thailand bersaing memikat hati dan lidah: Tom Yum dan Tom Kha. Keduanya tampak serupa sekilas -berisi jamur, daun jeruk purut, dan potongan daging atau seafood. Namun begitu sendok pertama menyentuh lidah, perbedaannya terasa mencolok.
Tom Yum menyapa dengan ledakan rasa asam yang tajam, pedas yang menggigit, dan aroma rempah yang membangkitkan selera. Sementara Tom Kha datang seperti lebih sederhana. Tekstur kuahnya lembut, creamy, dengan sentuhan manis dari santan yang menenangkan.
Keduanya bukan sekadar makanan, tapi pengalaman rasa yang membawa kita menyusuri lorong-lorong pasar Thailand, duduk di meja kayu sederhana, dan merasakan kehangatan budaya yang dituangkan dalam semangkuk sup. Tapi, apa sebenarnya yang membedakan keduanya?
Dan jika harus memilih, mana yang lebih populer di hati para penikmat kuliner? Mari kita telusuri lebih dalam, karena di balik semangkuk sup, tersimpan kisah panjang tentang tradisi, selera, dan identitas.
Asal Usul: Dari Dapur Tradisional ke Meja Dunia
Kedua sup ini telah melintasi batas geografis dan kini menjadi ikon kuliner Thailand di seluruh dunia. Namun, masing-masing tetap mempertahankan karakter dan filosofi rasa yang unik.
Tom Yum berasal dari wilayah tengah Thailand dan secara harfiah berarti “rebusan pedas dan asam.” Sup ini mencerminkan filosofi rasa Thailand yang menekankan keseimbangan antara pedas, asam, asin, dan umami.
Biasanya tom yum disajikan dengan udang (Tom Yum Goong), ayam, atau seafood lainnya.
Sementara Tom Kha, yang berarti “rebusan lengkuas,” berasal dari Thailand utara. Sup ini menggunakan santan sebagai bahan dasar, menciptakan rasa yang lebih lembut dan menenangkan.
Versi paling populer adalah Tom Kha Gai (dengan ayam). Meskipun, ada juga versi vegetarian yang tak kalah lezat.
Perbedaan Rasa dan Tekstur: Kontras yang Harmonis
Tom Yum didomonasi dengan rasa asam, pedas, dan segar. Bahan dasarnya yakni kaldu bening tanpa santan.
Ketika duduk di hadapan Tom Yum, langsung terasa aroma khas serai, daun jeruk, lengkuas, dan cabai. Pada umumnya, Tom Yum memiliki rasa pedas. Protein yang disajikan biasanya udang, ayam, atau seafood.
Sedangkan Tom Kha didominasi rasa gurih, creamy, serta sedikit manis dan asam. Bahan dasar kuahnya yakni kaldu santan.
Aroma khas yang dimiliki Tom Kha yakni serai, daun jeruk, lengkuas, yang bercampur dalam kuah santan. Level pedasnya lebih ringan dibandingkan Tom Yum, dengan protein ayam, tahu, dan jamur.
Secara umum, Tom Yum adalah sup yang menggugah selera dengan rasa asam dari air jeruk nipis dan pedas dari cabai rawit atau nam prik pao (pasta cabai khas Thailand). Rasanya tajam dan menyegarkan, cocok untuk kita yang menyukai sensasi rasa yang kuat.
Sebaliknya, Tom Kha menawarkan kelembutan. Santan memberikan tekstur creamy dan rasa manis alami yang menyeimbangkan keasaman dan rempah. Lengkuas menjadi bintang utama, memberikan aroma khas yang membedakannya dari sup santan biasa.
Nilai Budaya dan Filosofi Rasa
Dalam budaya Thailand, makanan bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bentuk ekspresi, simbol keramahan, dan sarana berkumpul.
Tom Yum sering disajikan dalam acara keluarga atau perayaan, karena rasanya yang kuat dianggap membangkitkan semangat. Sementara Tom Kha lebih sering hadir dalam suasana santai, sebagai comfort food yang menenangkan.
Keduanya juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan. Tom Yum, dengan rempah-rempahnya yang kuat, sering dianggap sebagai “obat alami” saat flu atau pilek. Sedangkan Tom Kha, dengan kandungan santan dan lengkuas, dipercaya membantu pencernaan dan memberikan efek menenangkan.
Popularitas: Siapa yang Lebih Dikenal Dunia?
Secara global, Tom Yum lebih sering muncul di menu restoran Thailand internasional. Rasa asam-pedasnya dianggap lebih “eksotis” dan menggugah selera bagi banyak orang yang mencari pengalaman kuliner yang berani.
Meskipun demikian, Tom Kha memiliki penggemar setia yang menyukai kelembutan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh santan. Di kalangan vegetarian dan vegan, Tom Kha juga lebih fleksibel karena bisa dibuat tanpa protein hewani dan tetap kaya rasa.***