- Home
- Kulineran
Perbedaan Serabi Solo dan Surabi Bandung
Baik Serabi Solo maupun Surabi Bandung, keduanya memiliki keunikan yang membuatnya dicintai oleh banyak orang.

SOEAT - Di dalam khazanah kuliner Indonesia, ada jajanan yang bernama surabi, dan ada yang bernama serabi. Terdengar mirip, karena memang keduanya nyaris serupa.
Ya, kedua jajanan tradisional ini memiliki tampilan yang mirip. Akan tetapi diperhatikan lebih dalam, ada banyak perbedaan yang membuat masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Serabi Solo dikenal dengan teksturnya yang lembut dan tipis, sering kali digulung sebelum disajikan. Sementara itu, Surabi Bandung lebih tebal dan berpori, dengan tambahan kuah kinca manis atau topping gurih seperti oncom. Dari bahan, cara memasak, hingga penyajian, kedua hidangan ini memiliki karakteristik yang berbeda, meskipun sama-sama berbasis tepung beras dan santan.
Jadi, apa saja perbedaan utama antara Serabi Solo dan Surabi Bandung? Mari kita kupas tuntas dalam artikel ini!
Asal-usul dan Sejarah
Serabi dan Surabi berasal dari Jawa, tetapi memiliki akar sejarah yang berbeda. Serabi Solo dipercaya sebagai hasil modifikasi dari kue apem yang sudah ada sejak zaman Majapahit. Seiring waktu, bentuknya berubah menjadi lebih pipih dan lembut, hingga akhirnya menjadi ikon kuliner khas Solo.
Sedangkan Surabi Bandung, di sisi lain, memiliki pengaruh Sunda yang kuat. Nama "Surabi" berasal dari bahasa Sunda "sura," yang berarti besar.
Surabi Bandung lebih tebal dan sering disajikan dengan kuah kinca atau topping gurih seperti oncom. Kini, modifikasi sudah banyak dilakukan, mulai dari surabi cokelat, surabi telur, surabi keju, dan banyak sekali varian topping yang dikemas lebih modern.
Bahan dan Tekstur
Meskipun sama-sama berbahan dasar tepung beras dan santan, ada perbedaan dalam komposisi dan hasil akhirnya. Serabi Solo menggunakan campuran tepung beras yang lebih encer, menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan elastis.
Sementara surabi Bandung memiliki adonan yang lebih kental. Terkadang, ditambah sedikit tepung terigu untuk menciptakan tekstur yang lebih padat dan berpori.
Cara Memasak
Metode memasak juga menjadi pembeda utama antara kedua jenis serabi ini. Serabi Solo dimasak menggunakan wajan baja atau tanah liat dengan api kecil.
Sedangkan Surabi Bandung lebih sering dimasak di atas tungku tanah liat. Dengan cara ini, memberikan aroma khas dan tekstur lebih renyah di bagian bawah.
Penyajian dan Variasi Rasa
Perbedaan paling mencolok terlihat pada cara penyajian dan variasi rasa. Serabi Solo biasanya disajikan dalam dua varian utama, yakni polos atau dengan taburan cokelat.
Serabi ini sering digulung karena teksturnya yang tipis dan elastis. Aroma harum serabi yang berpadu dengan daun pisang sebagai pembungkus, seringkali membuat air liur menggelegak. Apalagi, jika disantap ketika masih hangat.
Sementara itu, Surabi Bandung memiliki lebih banyak variasi. Termasuk versi manis dengan kuah kinca (campuran gula merah dan santan) serta versi gurih dengan topping oncom.***