- Home
- Nusarasa
Seblak: dari Jalanan ke Bisnis Kuliner Miliaran Rupiah
Seblak sebagai bagian dari ekonomi kreatif, mendukung pemberdayaan UMKM dan pengembangan ekonomi lokal.

SOEAT – Inovasi dalam penyajian seblak, dari bentuk tradisional hingga variasi modern, mencerminkan adaptabilitas kuliner ini terhadap perkembangan zaman. Secara ekonomi, pertumbuhan bisnis seblak berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
Di Bandung, seblak juga berkontribusi pada perekonomian kota untuk menciptakan peluang bagi para pelaku usaha lokal, serta memperkuat koneksi antar budaya lokal. Dengan demikian, seblak bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga sarana untuk merayakan dan melestarikan budaya sambil memperkuat identitas masyarakat.
Dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Heny Hendrayati menyebut, perkembangan usaha seblak dari level UMKM hingga skala besar menunjukkan bagaimana kuliner lokal dapat bertransformasi menjadi industri dengan potensi pasar luas. Jika sebelumnya seblak banyak dijajakan pedagang kaki lima atau warung kecil, kini jadi ladang usaha bermodal besar, seiring meningkatnya permintaan dan kesadaran masyarakat terhadap potensi kuliner ini.
"Inovasi menjadi kunci utama dalam transisi ini," ujar Heny Hendrayati.
Banyak usaha seblak yang mulai menawarkan varian produk baru, bahkan dijual secara daring. Selain itu, penggunaan teknologi dan platform digital seperti media sosial dan e-commerce, membuka kesempatan untuk menjangkau konsumen lebih luas tanpa terbatas oleh lokasi.
Pelaku usaha juga mulai memperhatikan aspek kualitas bahan baku, packaging yang menarik, dan layanan pelanggan yang baik. Hal ini secara langsung meningkatkan daya tarik produk mereka di pasar yang lebih besar.
"Seiring waktu, beberapa pelaku usaha UMKM seblak berhasil memperluas jangkauan pasar mereka dengan membuka cabang di berbagai kota atau bahkan negara," katanya.
Mereka juga mulai memanfaatkan sistem waralaba untuk mempercepat ekspansi dan meningkatkan skala produksi. Dukungan pemerintah serta permintaan yang terus berkembang, baik di pasar domestik maupun internasional, memberi fondasi kuat bagi usaha seblak sehingga tumbuh menjadi bisnis berskala besar.
Seblak Jadi Produk Ekonomi Kreatif
Seblak kini telah berkembang menjadi bagian integral dari ekonomi kreatif Indonesia, serta memberi dampak signifikan terhadap perekonomian lokal. Heny Hendrayati menyebut, ada beberapa penelitian yang mengungkap perkembangan seblak dan keterkaitannya terhadap perkembangan ekonomi lokal.
Saat ini, pelaku UMKM seblak masif memanfaatkan media sosial guna memperluas jangkauan pasar. Dalam beberapa riset terungkap bahwa konten kreatif terbukti telah mengangkat cerita dan sejarah di balik hidangan ini.
"Secara tidak langsung, seblak menjadi bagian dari kebudayaan lokal dan menambah daya tarik bagi konsumen. Media sosial memungkinkan UMKM untuk dengan cepat menanggapi tren dan perubahan preferensi konsumen, serta meningkatkan penjualan secara signifikan," tuturnya.
Penelitian lainnya menyebut bahwa pertumbuhan bisnis seblak berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Seblak telah menjadi simbol identitas Bandung, mencerminkan kemampuan kuliner ini untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman dan menarik minat berbagai kalangan, dari lokal hingga turis.
Secara keseluruhan, seblak sebagai produk ekonomi kreatif tidak hanya memperkaya keragaman kuliner Indonesia. Seblak juga berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan promosi budaya kuliner yang autentik.
Kuliner Viral vs Konsistensi
Untuk memantau sejauh mana tren konsumsi masyarakat terhadap seblak, ada beberapa tools di internet yang bisa mengetahuinya. Yang termudah dan terukur, yakni Google Trends.
"Di sana terlihat bahwa volume pencarian terhadap kata kunci seblak sangat tinggi dan stabil dalam lima tahun terakhir. Hal ini berarti bahwa seblak masih menjadi preferensi kuliner masyarakat di Indonesia karena beberapa faktor tadi," katanya.
Media sosial, menjadi salah stau pendorong utama dalam memperkenalkan kuliner kepada masyarakat. Makanan yang memiliki tampilan menarik dan unik sering kali menjadi viral karena konsumen, terutama di kalangan muda yang kian mencari pengalaman kuliner baru dan berbeda.
Kuliner dengan tampilan instagrammable atau memiliki konsep unik, seperti seblak dengan tampilan warna-warni atau topping keju yang meleleh, akan mudah menarik perhatian audiens media sosial. Hal ini memicu rasa penasaran dan keinginan mencoba.
Kemajuan teknologi dan keterhubungan global juga mempercepat proses viralitas ini. Dengan adanya platform e-commerce dan layanan pengiriman makanan, konsumen bisa menikmati kuliner viral dari berbagai daerah atau bahkan luar negeri tanpa batasan geografis.
"Hal ini membuat tren kuliner bisa menyebar sangat cepat, menciptakan pasar yang lebih luas dalam waktu yang singkat," kata Heny Hendrayati.
Tren ini juga didorong pengaruh influencer dan fenomena sosial yang mendorong masyarakat untuk mencoba kuliner yang sedang viral. Banyak orang merasa terdorong untuk ikut serta dalam tren tersebut untuk merasa “terhubung” dengan komunitas atau fenomena yang sedang berkembang, terutama di kalangan generasi muda.
Fenomena ini menyebabkan kuliner viral memiliki siklus hidup yang cepat muncul, untuk kemudian meroket. Bahkan terkadang, memudar dalam waktu yang singkat begitu tren baru muncul.
Masa Depan Bisnis Seblak
Bagi Heny Hendrayati, masa depan bisnis seblak dalam industri kuliner Indonesia sangat menjanjikan. Apalagi, jika didorong peningkatan permintaan akan makanan unik dan autentik serta kemampuan berinovasi.
"Seblak dapat memperluas variasi produk, seperti seblak sehat atau premium, untuk menarik lebih banyak konsumen. Dengan adanya peluang ekspansi pasar domestik dan internasional melalui gastrodiplomasi, seblak memiliki potensi untuk semakin dikenal di pasar global," tuturnya.
Model waralaba juga sangat potensial untuk mendukung ekspansi bisnis seblak, memungkinkan jaringan restoran tersebar luas. Perkembangan teknologi, terutama media sosial dan platform digital, akan mempermudah promosi dan penjualan. Selain itu, tren kesehatan mendorong permintaan untuk produk seblak yang lebih sehat dan berkualitas.
Seblak sebagai bagian dari ekonomi kreatif juga mendukung pemberdayaan UMKM dan pengembangan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan inovasi, teknologi, dan model bisnis yang tepat, seblak memiliki potensi besar untuk berkembang di masa depan.***