1. Home
  2. Kulineran

Sejarah dan Perkembangan Burger di Dunia Kuliner

Dari pelana kuda Mongol hingga dapur modern, burger menempuh perjalanan panjang dan terus berkembang. Saat ini, burger menjadi gaya hidup dan ekspresi diri.

Burger
Menyantap seporsi burger. (Pixabay/MarieXMartin)

SOEAT - Burger barangkali adalah salah satu panganan yang paling populer di dunia. Rasanya, hampir tak ada negara yang luput dari penetrasi kuliner ini.

Di balik sepotong roti bundar dan patty daging yang tampak sederhana, tersimpan kisah panjang tentang migrasi budaya, revolusi industri, dan kreativitas manusia dalam menyajikan makanan. Burger lebih dari sekadar makanan cepat saji, melainkan juga adalah simbol globalisasi rasa, adaptasi kuliner, dan identitas zaman.

Saking populernya, sajian yang bisa ditemukan di warung kaki lima Jakarta, food truck Brooklyn, hingga restoran bintang Michelin di Tokyo. Ya, burger memang se-populer itu. Ia telah menembus batas geografis dan sosial, menjelma menjadi makanan lintas kelas dan generasi.

Bagaimana perjalanannya bermula? Siapa yang pertama kali menyelipkan daging di antara dua roti? Dan bagaimana burger bisa menjadi ikon kuliner dunia?

Dari Padang Rumput Mongolia ke Pelabuhan Hamburg

Burger
Patty burger. (Pixabay/Planet_fox)

Kisah burger dimulai jauh sebelum roti bundar dan keju meleleh menjadi standar. Pada abad ke-13, bangsa Mongol yang terkenal sebagai penakluk tangguh, memiliki kebiasaan menyimpan daging mentah di bawah pelana kuda mereka.

Tujuannya sederhana, agar daging menjadi lunak dan mudah dikonsumsi selama perjalanan panjang. Praktik ini melahirkan hidangan yang kemudian dikenal sebagai Steak Tartare, daging cincang mentah yang dibumbui.

Ketika teknik ini menyebar ke Rusia dan kemudian ke Eropa Barat, masyarakat mulai memodifikasi cara penyajiannya. Di pelabuhan Hamburg, Jerman, daging cincang mulai dimasak dan dibumbui, melahirkan Hamburg Steak, hidangan padat protein yang menjadi favorit para buruh pelabuhan karena murah dan mengenyangkan.

Imigrasi dan Transformasi di Amerika

Pada abad ke-19, gelombang imigran Jerman membawa resep Hamburg Steak ke Amerika Serikat. Di negeri baru ini, makanan tersebut mulai berevolusi.

Ada banyak klaim tentang siapa yang pertama kali menyelipkan daging di antara dua roti. Akan tetapi, salah satu cerita paling populer datang dari Charlie Nagreen, seorang remaja dari Wisconsin yang pada tahun 1885 menjual bakso pipih di antara roti agar mudah dimakan sambil berjalan.

Versi lain menyebut Louis Lassen, pemilik restoran kecil di Connecticut, yang pada tahun 1900 menyajikan daging cincang dalam roti sebagai solusi cepat untuk pelanggan. Nama “hamburger” sendiri konon diberikan oleh pelaut dari Hamburg yang mampir ke restorannya.

Burger dan Revolusi Industri

Burger
Burger. (Pixabay/Danny112)

Burger mulai dikenal luas saat White Castle didirikan pada 1921 di Kansas. Restoran ini mempopulerkan burger kecil (slider) dengan harga terjangkau, menjadikannya makanan rakyat.

Tapi era keemasan burger benar-benar dimulai pada 1950-an. Itu terjadi ketika McDonald’s, Burger King, dan Wendy’s mulai berkembang pesat.

McDonald’s, di bawah kepemimpinan Ray Kroc, memperkenalkan sistem produksi cepat dan menu standar yang bisa dinikmati di seluruh dunia. Burger menjadi simbol efisiensi, modernitas, dan gaya hidup Amerika.

Burger Menjadi Fenomena Global

Sejak 1970-an, burger menyebar ke seluruh dunia. Rantai restoran cepat saji membuka cabang di berbagai negara, dan burger mulai diadaptasi dengan cita rasa lokal.

Di Jepang, burger hadir dengan saus teriyaki. Di Indonesia, muncul burger rendang, burger sambal matah, bahkan burger tempe.

Burger tak lagi identik dengan daging sapi. Kini ada veggie burger, plant-based burger, dan bahkan burger dengan topping mewah seperti foie gras dan truffle. Evolusi ini mencerminkan perubahan selera, kesadaran lingkungan, dan tren gaya hidup sehat.

Burger di Era Modern: Kreativitas Tanpa Batas

Burger
Burger dengan isian daging asap. (Pixabay/Rantamplan)

Burger telah berevolusi dari makanan praktis menjadi karya seni kuliner. Restoran gourmet menciptakan burger dengan bahan premium, sementara food truck dan warung tenda menghadirkan versi lokal yang unik.

Burger juga menjadi simbol demokrasi kuliner. Kini, burger menjadi makanan yang bisa dinikmati siapa saja, di mana saja.

Di era digital, burger bahkan menjadi konten viral. Foto burger dengan lelehan keju dan roti hitam charcoal bisa mengundang ribuan likes di Instagram. Burger bukan hanya makanan, tapi juga menjadi gaya hidup dan ekspresi diri.***