1. Home
  2. Kulineran

Ronde Alkateri: Minuman Hangat Bandung yang Jadi Primadona Kuliner Malam

Tempat kuliner malam legendaris di Bandung? Kunjungi Ronde Alkateri di Jalan Alkateri No.1. Buka pukul 18.00–22.00 WIB dengan harga mulai Rp 20.000.

Ronde Alketeri
Ronde Alketeri - B Soen Google Local Guide Level 6

SOEAT - Bandung dikenal sebagai kota yang tak pernah kehabisan ide soal kuliner. Dari pagi sampai malam, selalu ada alasan untuk menikmati makanan khas yang menggugah selera. Di antara deretan kuliner malam yang melegenda, Ronde Alkateri adalah salah satu yang tak tergantikan. Hangatnya jahe, legitnya ronde ketan, dan suasana jalan tua di tengah kota membuat pengalaman menyantap ronde ini terasa istimewa.

Didirikan pada 1 Oktober 1984 oleh Ibu Liem Han Nio atau Ci Uwat, warung sederhana di Jalan Alkateri ini sudah jadi bagian dari denyut malam Bandung. Meski zaman berganti dan tren minuman terus berubah, Ronde Alkateri tetap ramai diburu warga lokal dan wisatawan. Bahkan di era digital, ronde ini ikut menyesuaikan zaman dengan hadir di platform pesan antar seperti GoFood.

Apa Itu Ronde Alkateri?

Ronde Alkateri adalah minuman tradisional khas Bandung yang terdiri dari bola ketan isi kacang dan kuah jahe hangat. Disajikan dalam dua versi—pakai gula merah atau gula putih—minuman ini jadi pilihan pas saat malam dingin di Kota Kembang.

Ciri khasnya ada pada ronde besar isi kacang yang legit dan ronde kecil tanpa isi yang kenyal. Kuah jahenya menggunakan bahan alami, dibuat tanpa pengawet, dan diseduh langsung sebelum disajikan. Ini bukan hanya minuman, tapi juga pengalaman kuliner yang kaya akan sejarah dan rasa.

Mengapa Ronde Alkateri Istimewa?

Ronde Alkateri Istimewa
Mengapa Ronde Alkateri Istimewa yoshua orvala Local Guide Level 8

1. Resep Keluarga yang Konsisten Sejak 1984
Ci Uwat masih terlibat langsung dalam proses produksi meski kini usianya sudah 85 tahun. Resep rahasia yang diwariskan dari generasi ke generasi tetap dipertahankan. Semua bahan dibuat segar setiap hari, tanpa bahan instan atau tambahan rasa buatan.

2. Perpaduan Budaya Tionghoa-Sunda
Ronde yang awalnya berasal dari tangyuan Tionghoa, diadaptasi dengan selera lokal: lebih ringan, lebih pedas jahe, dan lebih manis. Ini mencerminkan akulturasi budaya yang harmonis di Bandung.

3. Bertahan di Tengah Tren Minuman Kekinian
Ketika es kopi, boba, dan minuman kekinian merajai pasar, Ronde Alkateri justru menunjukkan bahwa kualitas dan keaslian tetap dicari. Bahkan banyak generasi muda yang menjadikan minuman ini bagian dari rekomendasi wisata kuliner Bandung.

Di Mana Lokasi Ronde Alkateri?

Lokasi Ronde Alkateri
Di Mana Lokasi Ronde Alkateri? - itsme pocket Google Local Guide Level 7

Alamat utama:

  • Jalan Alkateri No. 1, Banceuy, Kota Bandung

  • Buka setiap hari, pukul 18.00 – 22.00 WIB

Cabang lainnya:

  • Jalan Cibadak, Bandung

  • Buka pukul 18.00 – 24.00 WIB

Harga Ronde Alkateri:

  • Mulai dari Rp 20.000 – Rp 30.000 per porsiCocok untuk semua kalangan: mahasiswa, wisatawan, hingga keluarga

Jalan Alkateri: Kawasan Kuliner Bersejarah di Bandung

Ronde Alkateri bukan satu-satunya alasan untuk mengunjungi Jalan Alkateri. Kawasan ini juga dihuni oleh beberapa kuliner legendaris seperti Lotek Alkateri, Kedai Kopi Purnama, dan Bubur Alkateri. Jalan tua ini mencerminkan sejarah kuliner Bandung yang terus hidup di tengah gempuran zaman.

Uniknya, Jalan Alkateri dikenal sebagai kawasan multikultural: titik temu antara pecinan, kampung Arab, dan kawasan bisnis lokal. Kuliner di sini bukan cuma soal rasa, tapi juga cerita.

Kapan Waktu Terbaik Menikmati Ronde Alkateri?

Waktu terbaik untuk menikmati Ronde Alkateri adalah malam hari, saat udara Bandung mulai turun suhu. Ronde yang disajikan hangat cocok jadi penutup hari yang sempurna, apalagi setelah berjalan-jalan di sekitar Alun-alun atau Pasar Baru.

Ronde Alkateri bukan hanya minuman penghangat malam. Ia adalah bagian dari cerita Bandung, dari tangan Ci Uwat yang gigih mempertahankan tradisi, hingga generasi baru yang tetap mencari kehangatan dari jahe dan ketan. Minuman ini menjawab kebutuhan rasa, nostalgia, dan identitas kuliner kota.***