1. Home
  2. Kulineran

Warung Kopi Purnama Bandung: Kopitiam Otentik yang Bertahan Lewat Empat Generasi

Warung Kopi Purnama Bandung: ngopi sambil menyelami sejarah empat generasi, dari kopi susu legendaris hingga roti srikaya homemade.

Warung Kopi Purnama
Warung Kopi Purnama - Instagram @warungkopipurnama

SOEAT - Bandung, kota yang dikenal dengan julukan “Paris van Java,” tak hanya memikat lewat udara sejuk dan pemandangan pegunungan, tapi juga lewat kisah sejarah dan budaya yang hidup di setiap sudut kotanya. Dari deretan arsitektur kolonial di kawasan Braga hingga geliat kreatif anak mudanya, Bandung punya cara tersendiri untuk membuat siapa pun jatuh cinta—dan salah satu cara terbaik untuk merasakannya adalah lewat secangkir kopi klasik di tempat yang tak berubah sejak 1930.

Di tengah tren kafe estetik dan menu kekinian yang menjamur, Warung Kopi Purnama tetap berdiri teguh sebagai simbol keotentikan. Terletak di Jalan Alkateri No. 22, Braga, kedai kopi ini bukan hanya menyajikan minuman, tapi juga cerita empat generasi keluarga yang menjaga cita rasa dan atmosfer klasik tanpa kompromi. Sederhana, tapi punya daya tarik tak lekang oleh waktu.

Jejak Sejarah di Setiap Seruput: Dari Tjhiang Shong She ke Purnama

Dibuka pertama kali oleh Jong A Tong pada tahun 1930, Warung Kopi Purnama awalnya bernama Tjhiang Shong She—bahasa Tionghoa yang berarti “silakan mencoba.” Lokasinya strategis, dekat Pasar Baru yang saat itu menjadi pusat niaga komunitas Tionghoa dan Arab di Bandung. Warung ini tak hanya tempat usaha, tapi juga rumah keluarga.

Lalu, mengapa namanya berubah menjadi Purnama?

Perubahan nama terjadi pada tahun 1962 akibat kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan bahasa asing. Generasi kedua memberi nama baru: Purnama, sebagai simbol keberuntungan dan harapan sempurna. Hingga kini, filosofi itu tetap hidup, bahkan direpresentasikan lewat lampu bundar tanpa penutup yang menggantung di langit-langit, menyerupai bulan penuh.

Bangunan Kolonial yang Tak Lekang Waktu

Masuk ke Warung Kopi Purnama serasa melangkah ke masa lalu. Interior bergaya kolonial-Tionghoa tetap dijaga tanpa banyak modifikasi. Meja dan kursi asli dari zaman pendirinya masih digunakan. Bahkan plang tua bertuliskan Tjhiang Shong Shi masih tergantung sebagai saksi bisu sejarah.

Ruangannya terbagi dua: area depan dengan suasana klasik dan area belakang semi-outdoor yang lebih santai. Meski sempat direnovasi ringan pada 2010, struktur bangunan tetap dipertahankan. Uniknya, colokan listrik di warung ini sangat terbatas—sengaja. Filosofinya? “Agar orang ngobrol, bukan nunduk ke gadget,” kata Aldi Yonas, generasi keempat pengelola.

Menu Legendaris: Kopi Susu, Roti Srikaya, dan Nasi Goreng Purnama

Apa menu paling legendaris di Warung Kopi Purnama? Jawabannya: Kopi Susu Purnama, yang diseduh dengan Kopi Aroma—brand lokal legendaris Bandung. Rasanya mantap, seimbang antara pahit, asam, dan creamy. Harga secangkir kopi susu hanya Rp 15.000, tapi rasa dan auranya tak ternilai. Penyajiannya tetap menggunakan metode manual dari zaman dulu.

Warung Kopi Purnama
menu paling legendaris di Warung Kopi Purnama - Instagram @warungkopipurnama

Pendamping setianya adalah roti srikaya homemade yang lembut dan tebal, disiram selai srikaya buatan sendiri. Selai ini dimasak dengan resep yang sama sejak 90 tahun lalu. Saking favoritnya, kini dijual dalam kemasan untuk dibawa pulang.

Satu lagi menu yang tak boleh dilewatkan adalah Nasi Goreng Purnama, perpaduan rempah Indonesia, pengaruh Tionghoa, dan sentuhan Belanda. Disajikan dengan telur ceplok dan sosis goreng, menu ini mencerminkan akulturasi rasa khas kopitiam Bandung.

Generasi Keempat: Bertahan di Tengah Tren Kafe Modern

Warung Kopi Purnama
Warung Kopi Purnama - Instagram @raushanfiqri

Kini, di tangan Aldi Yonas, cucu dari cucu Jong A Tong, Warung Kopi Purnama terus bertahan dan berinovasi. Meski banyak permintaan untuk menghadirkan menu kekinian, Aldi memilih fokus mempertahankan karakter asli Purnama.

"Orang ke sini bukan nyari matcha latte. Mereka nyari nostalgia, rasa asli," ujar Aldi.

Meski begitu, ia menambahkan beberapa camilan modern seperti singkong keju dan rujak cireng untuk menjangkau generasi muda, tanpa mengubah jiwa warung. Strateginya: adaptif secara layanan, bukan identitas.

Purnama Hari Ini: Heritage yang Tetap Relevan

Sudah 90 tahun berlalu, Warung Kopi Purnama tetap menjadi tempat ngopi favorit wisatawan dan warga lokal. Mulai dari mahasiswa, pekerja kreatif, sampai tokoh nasional seperti Ridwan Kamil, Hotman Paris, hingga Happy Salma pernah mampir. Banyak yang datang untuk sekadar nostalgia, tak sedikit pula yang menjadikannya ruang diskusi hingga awal kisah cinta.

Warung Kopi Purnama
Warung Kopi Purnama - Instagram @warungkopipurnama

Kenapa Warung Kopi Purnama tetap ramai di era serba digital? Jawabannya mungkin karena warung ini bukan cuma tentang makanan dan minuman—tapi tentang pengalaman, suasana, dan koneksi antar manusia.

Seputar Warung Kopi Purnama

Apakah Warung Kopi Purnama buka setiap hari?

Ya, warung buka setiap hari dari pukul 06.30 hingga 22.00 WIB, cocok untuk sarapan, brunch, atau santai sore.

Apakah ada Wi-Fi dan bisa pesan online?

Tersedia Wi-Fi, dan menu Warung Kopi Purnama juga sudah terintegrasi dengan aplikasi pemesanan makanan online.

Di mana lokasi Warung Kopi Purnama?

Berlokasi di Jalan Alkateri No. 22, Braga, Bandung, hanya beberapa langkah dari Alun-Alun Bandung dan Jalan Asia Afrika.

Berapa harga kopi dan makanan di sana?

Harga kopi mulai dari Rp 15.000, roti srikaya sekitar Rp 18.000, dan makanan seperti nasi goreng di kisaran Rp 25.000–35.000.

Ngopi dengan Rasa, Sejarah, dan Cerita

Warung Kopi Purnama bukan sekadar tempat sarapan atau ngopi. Ia adalah musem hidup rasa dan kenangan yang menyatukan generasi. Di tengah gempuran tren kopi kekinian, Warung Kopi Purnama tetap teguh berdiri, menjaga identitas sambil menyambut masa depan.

Kalau kamu sedang di Bandung dan ingin mencicipi rasa klasik yang tetap relevan, mampirlah ke Purnama. Bukan cuma kopi yang akan kamu temui, tapi juga potongan sejarah dalam setiap seruputnya.