1. Home
  2. Kulineran

5 Steik dengan Marbling Terbaik untuk Pengalaman Makan yang Maksimal

Marbling adalah faktor utama dalam menentukan kualitas steik. Dari Wagyu hingga USDA Prime, setiap jenis steik menawarkan pengalaman makan yang unik.

Steik.
Steik. (Pixabay/Tom Wieden)

SOEAT - Bukan sekadar potongan daging yang dipanggang, steik juga merupakan seni kuliner yang menggabungkan tekstur, rasa, dan teknik memasak yang tepat. Salah satu faktor utama yang menentukan kelezatan steik adalah marbling, yaitu distribusi lemak dalam serat daging yang memberikan kelembutan dan cita rasa yang kaya.

Marbling terbentuk dari lemak intramuskular yang tersebar di dalam jaringan otot sapi. Lemak ini berbeda dari lemak yang berada di sekitar otot atau di antara serat daging.

Semakin tinggi tingkat marbling, semakin juicy dan lembut hasil akhirnya. Marbling juga berperan dalam menjaga kelembapan daging saat dimasak, karena lemak yang meleleh membantu mempertahankan jus alami dalam daging.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lima jenis steik dengan marbling terbaik yang menjamin pengalaman makan yang luar biasa.

Wagyu Ribeye (A5 Grade)

Wagyu terkenal dengan marbling yang sangat tinggi, terutama varian A5 Wagyu dari Jepang. Ribeye Wagyu memiliki distribusi lemak yang merata, menghasilkan tekstur yang sangat lembut dan rasa yang kaya.

Wagyu Ribeye begitu unggul karena memiliki marbling yang hampir menyerupai pola marmer, dengan lemak yang tersebar merata di seluruh daging. Saat dimasak, lemaknya meleleh dan memberikan sensasi umami yang luar biasa.

Marbling adalah faktor utama dalam menentukan kualitas steik. Dari Wagyu hingga USDA Prime, setiap jenis steik menawarkan pengalaman makan yang unik.
Wagyu. (Pexels/Sydney Sang)

Ketika mendapatkan daging ini, bagaimaa metode memasak yang ideal? Pan-searing atau grilling dengan suhu rendah yang membantu lemak meleleh perlahan adalah jawabannya. Metode tersebut dipilih lantaran menciptakan rasa yang lebih intens.

Kobe Beef Steak

Kobe adalah salah satu jenis Wagyu paling eksklusif dengan marbling yang lebih intens dibandingkan Wagyu biasa. Dagingnya hampir seperti mentega, meleleh di mulut dengan rasa yang sangat gurih.

Keistimewaan kobe beef adalah memiliki marbling yang lebih lembut dibandingkan Wagyu biasa. Sehingga, memberikan sensasi melt-in-your-mouth.

Marbling adalah faktor utama dalam menentukan kualitas steik. Dari Wagyu hingga USDA Prime, setiap jenis steik menawarkan pengalaman makan yang unik.
Kobe Beef adalah salah satu steik paling terkenal di dunia, berasal dari Prefektur Hyogo, Jepang. (Pixabay/Szimmerman)

Kualitasnya pun premium. Hanya sapi yang memenuhi standar ketat dari Kobe Beef Association yang bisa disebut sebagai Kobe Beef.

Penyajian kobe beef steak juga eksklusif. Biasanya, ia disajikan dalam potongan kecil agar setiap gigitan memberikan pengalaman maksimal.

Ribeye Prime (USDA Prime Grade)

Daging sapi dengan grade USDA Prime memiliki marbling yang lebih tinggi dibandingkan USDA Choice atau Select. Ribeye Prime adalah pilihan populer di restoran steak premium karena keseimbangan antara lemak dan daging yang menghasilkan rasa juicy dan tekstur empuk.

Pilihan daging di dine dining bukan hanya soal potongan terbaik, tetapi juga tentang bagaimana setiap steak memberikan pengalaman rasa yang luar biasa.
Ribeye prime steak. (Pixabay/Paulo Octavio Castro)

Keunggulan ribeye prime antara lain memiliki marbling yang seimbang. Tidak setinggi Wagyu, tetapi cukup untuk memberikan kelembutan dan rasa yang kaya.

Tekstur pun juicy. Lemak yang meleleh saat dimasak menjaga daging tetap lembap dan penuh rasa. Reverse searing atau grilling dengan suhu tinggi untuk menciptakan kerak yang renyah di luar dan kelembutan di dalam.

Picanha (Top Sirloin Cap)

Picanha adalah favorit di Brasil dan memiliki lapisan lemak tebal di satu sisi yang memberikan rasa gurih saat dimasak. Meskipun marbling-nya tidak setinggi Wagyu, kombinasi antara daging yang lembut dan lemak yang meleleh membuatnya sangat lezat, terutama saat dipanggang dengan metode churrasco.

Picanha dianggap istimewa karena memiliki lapisan lemak alami. Hal itu memberikan rasa gurih yang khas saat dipanggang.

Steak.
Steik sirloin. (Pixabay/Takedahrs)

Teksturnya kenyal, tapi lembut. Meski tidak sehalus Wagyu, tetapi cita rasanya tetap juicy dan lezat.

Untuk hasil terbaik, picanha sebaiknya dipanggang dengan garam kasar untuk mempertahankan rasa alami daging.

Japanese A5 Striploin

Striploin A5 dari Jepang memiliki marbling yang hampir setara dengan ribeye wagyu, tetapi dengan tekstur yang sedikit lebih padat. Potongan ini cocok untuk mereka yang menginginkan keseimbangan antara kelembutan dan sedikit kekenyalan dalam setiap gigitan.

Dibandingkan dengan steik biasa, steik dry-aged menawarkan rasa lebih intens, tekstur lebih empuk, dan aroma lebih kompleks.
Striploin, bagian daging yang memiliki tingkat marbling tinggi. (Pexels/Javon Swaby)

Keunggulan Japanese A5 Striploin adalah tingkat marbling yang tinggi. Sehingga, memberikan kelembutan luar biasa dengan sedikit lebih banyak tekstur dibandingkan ribeye wagyu.

Lemak yang meleleh menciptakan rasa gurih yang mendalam. Untuk memasaknya, bisa dilakukan dengan metode sous vide atau pan-searing dengan mentega untuk mempertahankan kelembutan maksimal.***