1. Home
  2. Kulineran

Sarapan Khas Bandung Ini Cuma Ada Pagi Hari—Telat Datang, Pasti Kehabisan

Rekomendasi sarapan khas Bandung: mulai pukul 05.30 pagi, banyak yang sudah antre demi seporsi makanan favorit warga lokal.

Sate Jando Gasibu – Street Food yang Viral
Sate Jando Gasibu – Street Food yang Viral - Aditya Damawan Google Local Guide Level 7

SOEAT - Bandung bukan hanya kota kreatif dengan udara sejuk, tetapi juga surga kuliner pagi yang menggoda sejak matahari baru terbit. Di sela kabut tipis dan jalanan yang mulai ramai, aroma makanan khas mulai menyapa hidung dari berbagai sudut kota. Mulai dari sate jando yang mengepul di dekat Gedung Sate hingga bubur ayam kental yang diburu banyak orang di Jalan Tirtayasa, pagi hari di Bandung tak pernah kehilangan rasa.

Suasana trotoar yang hangat, antrean pembeli, hingga gerobak-gerobak sederhana yang memanggil lewat aroma masakan—semuanya menjadi bagian dari pengalaman sarapan khas kota ini. Setiap menu tak sekadar mengenyangkan, tapi juga membawa cerita: tentang tradisi, cita rasa lokal, dan rutinitas pagi warga Bandung yang tak lekang oleh waktu.

Sate Jando: Aroma Arang di Balik Gedung Sate

Sate Jando
Sate Jando Gedung sate - Dean Anjani Google Local Guide Level 3

Trotoar belakang Gedung Sate menjadi lokasi yang tak pernah sepi sejak pukul 07.00 pagi. Di sanalah aroma arang menyatu dengan wangi daging sapi dan jando—lemak empuk yang dibakar hingga renyah di pinggirannya. Disajikan dengan lontong dan siraman bumbu kacang kental, sate jando jadi favorit warga dan wisatawan yang rela mengantre sejak pagi buta.

Visual asap tipis dan bunyi tusukan sate di atas arang menciptakan atmosfer otentik yang khas. Tak sedikit yang mengabadikan momen makan di sini untuk media sosial—piring sederhana, kuah kacang yang tumpah sedikit, dan senyum puas setelah suapan pertama.

Menu populer: Sate jando (10 tusuk) + lontong
Lokasi: Trotoar belakang Gedung Sate
Jam buka: Mulai pukul 07.00 pagi

Bubur Ayam Mang H. Oyo: Tekstur Kental, Rasa Mendalam

Bubur ayam ini tak hanya legendaris, tapi juga ikonik. Bertempat di Jalan Sultan Tirtayasa, bubur Mang Oyo dikenal dengan teksturnya yang kental dan topping melimpah: ayam suwir hangat, cakwe garing, daun bawang segar, dan siraman kuah gurih berempah ringan. Setiap mangkuk menjadi paduan lembut dan renyah yang pas untuk memulai hari.

Antrean panjang menjadi pemandangan biasa, apalagi di akhir pekan. Para pengunjung kerap mengunggah foto mangkuk bubur yang penuh topping dan tampilan uapnya yang masih mengepul.

Menu populer: Bubur ayam topping komplit
Lokasi: Jl. Sultan Tirtayasa
Jam buka: 07.00–14.00

Kupat Tahu Gempol: Simpel, Sehat, dan Sarat Rasa

Di Gempol Kulon, suasana pagi ditandai dengan hiruk-pikuk pembeli yang datang demi sepiring kupat tahu hangat. Ketupat lembut, tahu goreng panas, taoge segar, dan kuah kacang manis-gurih menjadi kombinasi yang menyejukkan. Menu ini sering jadi pilihan mereka yang ingin sarapan cepat namun tetap terasa otentik.

Lokasinya sederhana, hanya beberapa bangku dan meja kayu. Namun justru dari kesederhanaan inilah pengalaman terasa akrab dan personal.

Menu populer: Kupat tahu lengkap
Lokasi: Jl. Gempol Kulon
Jam buka: 05.30 – habis

Roti Bakar Gempol: Klasik Sejak 1958

Roti Gempol
Roti Gempol teknik pengolahan tidak pernah berganti sejak pertama kali dijual - Tiyas A. Karyasih Google Local Guide Level 6

Tak jauh dari lokasi kupat tahu, Roti Gempol menyajikan nostalgia sarapan gaya lawas. Roti bakar tebal dari roti gandum atau putih dipanggang dengan metode tradisional. Isiannya bisa manis—selai kacang, mentega, gula, atau gurih seperti telur, keju, dan daging asap. Aroma panggangan yang khas menarik perhatian siapa pun yang lewat.

Tempat ini kerap jadi latar unggahan Instagram pagi hari. Suasana jadul dan tampilan roti berasap di atas kertas nasi menciptakan visual yang sederhana tapi menggoda.

Menu populer: Roti bakar gandum telur keju, roti bakar selai
Lokasi: Jl. Gempol Wetan
Jam buka: 06.00 – habis

Lotek Kalipah Apo: Sayur Segar dan Bumbu Kacang Kental

Lotek Kalipah Apo 42
Total, terdapat 14 varian kolak yang dijual di Lotek Kalipah Apo. Beberapa yang lain yakni bubur lemu, candil ubi, pisang, bubur ketan hitam, bubur jali, dan sagurangi. (Instagram/@lotekkalipahapo42bandung)

Buka mulai pukul 09.00 pagi, Lotek Kalipah Apo menyajikan sarapan berbasis sayuran yang segar dan mengenyangkan. Isian seperti kangkung, taoge, kol, dan kentang disiram dengan bumbu kacang yang kental, sedikit manis, dan pedas. Tambahan kerupuk merah atau rempeyek membuat tekstur jadi lebih berlapis.

Pengunjung datang dari berbagai usia, mencari rasa khas yang jarang berubah sejak puluhan tahun lalu. Suasananya santai, penuh celoteh dan aroma kacang sangrai.

Menu populer: Lotek komplit
Lokasi: Jl. Kalipah Apo
Jam buka: Mulai pukul 09.00

Surabi Cihapit: Tradisi Tungku dan Varian Kekinian

Di Cihapit, surabi klasik tetap berjaya di tengah tren kuliner modern. Dibakar di atas tungku tanah liat, surabi di sini punya tekstur lembut di dalam dan renyah di tepi. Pilihannya beragam—dari surabi oncom yang gurih hingga keju-cokelat yang manis legit.

Tempat ini cocok untuk sarapan santai. Duduk di bangku plastik, mengamati gerakan tangan penjual menuang adonan, lalu mencium aroma asap surabi saat matang jadi bagian dari pengalaman.

Menu populer: Surabi oncom, surabi manis keju susu
Lokasi: Jl. Cihapit
Jam buka: Mulai pukul 06.00

Lontong Kari Kebon Karet: Pagi yang Hangat dan Berbumbu

Lontong Kari Kebon Karet – Kaya Rasa dan Warna
Lontong Kari Kebon Karet – Kaya Rasa dan Warna - Google Maps Yuli Astuti

Bagi penikmat sarapan berat, lontong kari di Kebon Karet jadi opsi yang tak bisa dilewatkan. Lontong lembut disiram kuah kari gurih dengan potongan daging sapi dan sentuhan rempah Sunda. Hidangan ini menyatu dengan suasana pasar yang hidup, penuh celoteh pedagang dan suara langkah kaki.

Tempat makannya sederhana—di dalam gang, duduk berimpitan. Tapi rasanya autentik dan hangat, seperti suasana pasar yang memeluk pagi.

Menu populer: Lontong kari sapi
Lokasi: Gang Kebon Karet, Pasar Baru
Jam buka: Mulai pukul 06.00

Sarapan di Bandung lebih dari sekadar aktivitas makan. Ini adalah perjalanan kecil setiap pagi, mengunjungi warung legendaris, mencium aroma bumbu khas, dan menyapa hangatnya interaksi di sudut-sudut kota. Dari sate jando hingga roti bakar Gempol, setiap menu menyimpan kisah dan rasa yang tak lekang waktu.

Visualnya penuh warna: asap makanan, kertas nasi, tangan-tangan sibuk menyajikan, dan tawa pembeli yang saling menyapa. Untuk mereka yang menjadikan pagi sebagai awal petualangan, Bandung memberikan energi lewat sepiring makanan sederhana yang sarat cerita.***