- Home
- Kulineran
5 Bakmi Vegan yang Bisa Menyaingi Kelezatan Mi Asli
Bakmi vegan bukan hanya sekadar alternatif bagi mereka yang menjalani pola makan nabati, tetapi juga bisa menjadi pilihan yang lezat dan sehat bagi siapa saja.

SOEAT - Untuk kita yang menjalani pola makan vegan, menemukan bakmi yang lezat tanpa bahan hewani bisa menjadi tantangan tersendiri. Apalagi saat ini, banyak bakmi tradisional menggunakan telur dalam adonan mi, serta kaldu berbasis daging untuk kuahnya.
Untungnya, inovasi dalam dunia kuliner telah menghadirkan berbagai jenis bakmi vegan yang tidak hanya sehat, tetapi juga mampu menyaingi kelezatan bakmi asli. Dengan bahan-bahan nabati yang dipilih dengan cermat dan teknik memasak yang tepat, bakmi vegan bisa memiliki rasa yang kaya dan tekstur yang memuaskan.
Untuk kita yang ingin menikmati bakmi tanpa bahan hewani, berikut lima rekomendasi bakmi vegan yang wajib dicoba.
Bakmi Jamur Vegan
Jamur adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam masakan vegan karena memiliki tekstur yang menyerupai daging dan rasa umami yang kuat. Bakmi jamur vegan biasanya menggunakan mi tanpa telur, yang dibuat dari tepung terigu atau tepung beras.
Kuahnya dibuat dari kaldu jamur, yang memberikan rasa gurih alami tanpa perlu tambahan bahan hewani. Toppingnya terdiri dari berbagai jenis jamur seperti jamur tiram, jamur shiitake, dan jamur kancing, yang ditumis dengan kecap asin dan minyak wijen untuk memberikan aroma yang khas.
Bakmi ini sering disajikan dengan tambahan sayuran seperti sawi hijau dan tauge untuk memberikan tekstur yang lebih segar.
Bakmi Brisket Vegan
Bakmi brisket vegan adalah inovasi yang menarik dalam dunia kuliner nabati. Brisket yang biasanya terbuat dari daging sapi kini bisa dibuat dari kedelai, jamur, dan bahan nabati lainnya. Destinasi yang bisa dikunjungi untuk menyantap mi ini adalah Bakmiaw, yang berlokasi di kawasan Melawai, Jakarta Selatan.
Teknik pengolahan seperti pengasapan dan marinasi digunakan untuk menciptakan rasa dan tekstur yang menyerupai brisket asli. Layaknya brisket pada umumnya, di sini potongan brisket vegan juga diasap.
Teksturnya memang tidak kenyal seperti daging tetapi ada aroma smokey yang menambah cita rasanya. Bentuk dari brisket vegannya juga mirip brisket asli, ada lapisan daging dan bagian lemaknya.
Mi yang digunakan dalam bakmi ini juga dibuat tanpa telur, tetapi tetap memiliki kekenyalan yang baik. Kuahnya berbasis kaldu sayuran yang kaya rasa, dan sering kali ditambahkan minyak bawang untuk memberikan aroma yang lebih menggugah selera.
Bakmi Shirataki Vegan
Bagi kita yang ingin menikmati bakmi dengan kalori lebih rendah, mi shirataki bisa menjadi pilihan tepat. Mi ini terbuat dari konjac (umbi porang), yang memiliki kandungan kalori sangat rendah dan hampir tidak mengandung karbohidrat.
Bakmi shirataki vegan biasanya disajikan dengan kuah berbasis kaldu sayuran atau dalam bentuk tumisan dengan saus kecap dan minyak wijen. Karena teksturnya yang kenyal dan sedikit licin, mi shirataki memberikan sensasi makan yang unik dan cocok bagi mereka yang menjalani diet rendah karbohidrat.
Bakmi Lethek Vegan
Bakmi lethek adalah mi khas Yogyakarta yang terbuat dari tepung singkong dan tapioka, sehingga memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan mi kuning biasa. Mi ini memiliki tekstur yang lebih padat dan sedikit kasar, tetapi tetap kenyal saat dimasak.
Bakmi lethek vegan sering disajikan dengan kuah kaldu sayuran yang kaya rasa, serta tambahan sayuran seperti sawi hijau dan tauge. Karena tidak mengandung telur, mi ini menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang ingin menikmati bakmi dengan bahan alami dan bebas produk hewani.
Bihun dan Soun
Bihun dan soun sama-sama bisa jadi pilihan vegan, karena keduanya terbuat dari bahan nabati. Bihun terbuat dari beras, sedangkan soun terbuat dari pati kacang hijau.
Soun, khususnya, dikenal lebih rendah lemak dan kalori. Sehingga, lebih cocok untuk diet vegan yang lebih fokus pada asupan kalori.
Karena bihun dan soun biasanya dicampur dengan makanan lain, banyak yang tidak memperhatikan perbedaan bihun dan soun dari segi rasa. Sebenarnya, perbedaannya juga tidak terlalu jauh. Hanya saja, bihun sedikit lebih gurih daripada soun.
Warna keduanya pun berbeda. Bihun memiliki warna putih kekuningan, sedangkan soun memiliki warna putih bersih dan berubah menjadi putih transparan.***