- Home
- Kulineran
Asal-Usul Soto Bandung yang Melegenda
Soto Bandung bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari perjalanan budaya yang telah berkembang selama berabad-abad.

SOEAT - Setiap kota memiliki kuliner khas yang menjadi identitasnya, tak terkecuali Bandung. Di antara berbagai hidangan lezat yang berasal dari kota ini, Soto Bandung menempati posisi istimewa.
Berbeda dari soto lainnya yang kaya rempah dan berkuah kuning, Soto Bandung justru hadir dengan kuah bening yang segar, berpadu dengan irisan lobak dan taburan kedelai goreng yang memberikan sensasi unik di setiap suapan. Di balik kesederhanaannya itu, hidangan ini menyimpan sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.
Soto Bandung bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari perjalanan budaya yang telah berkembang selama berabad-abad. Konon, soto di Indonesia memiliki akar dari kuliner Tiongkok yang dibawa oleh para pedagang Cina ratusan tahun lalu.
Awalnya dikenal sebagai Caudo atau Jao To dalam bahasa Hokkian, hidangan ini mengalami adaptasi sesuai dengan selera masyarakat setempat. Kemudian, pada akhirnya berkembang menjadi berbagai varian soto di Nusantara, termasuk Soto Bandung yang khas dengan kuah beningnya.
Perjalanan Soto dari Cina ke Nusantara
Sejarah mencatat bahwa soto pertama kali populer di Indonesia pada abad ke-19, ketika para pedagang Tiongkok mulai memperkenalkan hidangan berbasis kaldu dan jeroan. Seiring waktu, masyarakat Jawa mulai mengadaptasi soto dengan bahan-bahan lokal, menciptakan variasi yang sesuai dengan selera mereka.
Soto Bandung, yang berkembang di Jawa Barat, menjadi salah satu bentuk adaptasi yang unik dengan penggunaan lobak sebagai bahan utama, memberikan rasa segar yang membedakannya dari soto lainnya.
Pada masa itu, pedagang soto biasanya menjajakan dagangannya dengan cara dipikul, menjadikannya makanan siap saji yang populer di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Seiring berkembangnya zaman, Soto Bandung mulai dikenal luas dan menjadi bagian dari kuliner khas kota Bandung yang tak lekang oleh waktu.
Ciri Khas Soto Bandung
Soto Bandung memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis soto lainnya. Yang paling terlihat jelas ketika pertama kali menatapnya, adalah kuah bening.
Tidak seperti Soto Betawi atau Soto Lamongan yang menggunakan santan atau kunyit, Soto Bandung memiliki kuah yang jernih dan ringan di lidah. Soto Bandung juga menggunakan lobak sebagai pelengkap.
Lobak yang digunakan dalam Soto Bandung memberikan sensasi segar dan sedikit manis. Hal itu menciptakan keseimbangan rasa yang unik.
Selain itu, taburan kedelai goreng menambah tekstur renyah dan gurih, memberikan kontras yang menarik dengan kuah beningnya. Soto Bandung juga menggunakan daging sapi tetelan atau has dalam yang direbus hingga empuk, menghasilkan kaldu yang kaya rasa.
Soto Bandung di Era Modern
Kini, Soto Bandung tidak hanya ditemukan di warung kaki lima, tetapi juga telah masuk ke restoran-restoran besar dan pusat perbelanjaan. Popularitasnya terus meningkat, bahkan banyak orang yang mencoba membuatnya sendiri di rumah dengan resep yang telah disesuaikan dengan selera masing-masing.
Soto Bandung telah menjadi bagian dari warisan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Dengan sejarah panjang dan cita rasa yang khas, Soto Bandung bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol dari perjalanan budaya yang terus berkembang.
Setiap suapan membawa cerita tentang adaptasi, kreativitas, dan kecintaan masyarakat terhadap kuliner tradisional. Jadi, lain kali saat menikmati semangkuk Soto Bandung, ingatlah bahwa di dalamnya tersimpan jejak sejarah yang melegenda.***