- Home
- Kulineran
Cirawang dalam Tradisi Kuliner Garut: Warisan yang Terus Berkembang
Keberadaannya telah lama dikenal di Garut, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya kembali meningkat berkat inovasi penyajian dan variasi rasa.

SOEAT - Garut, sebuah kota yang dikenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki kekayaan kuliner yang tak kalah menarik. Dari dodol yang legendaris hingga berbagai olahan berbasis aci, Garut terus mempertahankan identitas kulinernya yang khas.
Salah satu hidangan yang semakin populer dan menjadi bagian dari warisan kuliner Garut adalah cirawang, panganan berbasis aci yang memiliki tekstur kenyal dan cita rasa gurih.
Berakar dari tradisi kuliner Sunda, cirawang menggabungkan bahan-bahan sederhana seperti tepung tapioka, tulang rangu sapi, dan bawang, menghasilkan hidangan yang kaya rasa dan bertekstur unik. Keberadaannya telah lama dikenal di Garut, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya kembali meningkat berkat inovasi dalam penyajian dan variasi rasa.
Seperti halnya bakso aci yang telah lebih dulu dikenal luas, cirawang memiliki daya tarik tersendiri. Teksturnya yang kenyal dan kuahnya yang gurih menjadikannya pilihan favorit bagi pecinta kuliner khas Sunda.
Bahkan, beberapa warung makan di Garut kini mulai menyajikan cirawang sebagai menu utama, bersanding dengan bakso dan seblak. Fenomena ini menunjukkan bahwa cirawang bukan hanya sekadar makanan tradisional, tetapi juga bagian dari evolusi kuliner yang terus berkembang.
Sejarah dan Asal-usul Cirawang
Cirawang berasal dari istilah Baso Aci Tulang Rangu Bawang, yang mencerminkan bahan utama dalam pembuatannya. Hidangan ini telah ada sejak lama di Garut, tetapi sempat mengalami pasang surut dalam popularitasnya.
Sekitar tahun 2021, Cirawang mulai kembali dikenal setelah beberapa kedai bakso di Garut memasukkannya ke dalam menu mereka. Tahun 2025, popularitasnya kembali meroket.
Keunikan cirawang terletak pada penggunaan tulang rangu, yaitu bagian tulang lunak yang memberikan tekstur khas pada adonan aci. Selain itu, bawang yang digunakan dalam adonan memberikan aroma dan rasa yang lebih kuat dibandingkan bakso aci biasa.
Kombinasi ini menciptakan sensasi makan yang berbeda, menjadikannya favorit bagi mereka yang mencari variasi dalam hidangan berbasis aci.
Perkembangan dan Inovasi Cirawang
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap kuliner khas daerah, Cirawang mengalami berbagai inovasi. Tidak hanya disajikan dalam bentuk bakso aci tradisional, tetapi juga dikombinasikan dengan berbagai topping dan kuah yang lebih kaya rasa.
Beberapa varian yang mulai populer antara lain Cirawang Bumbu Korea, yang menggabungkan cita rasa pedas manis khas Korea, serta Cirawang Kuah Susu, yang memberikan sensasi creamy dan gurih.
Selain itu, Cirawang kini juga sering dijadikan sebagai topping seblak, memberikan tambahan tekstur kenyal dan rasa gurih yang semakin memperkaya hidangan. Inovasi ini menunjukkan bahwa Cirawang tidak hanya bertahan sebagai makanan tradisional, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tren kuliner modern.***