- Home
- Kulineran
Croffle vs Waffle: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Enak?
Waffle adalah kudapan klasik yang telah bertahan ratusan tahun, sementara croffle adalah inovasi modern yang lahir dari kreativitas generasi baru.

SOEAT - Di era ketika makanan bukan hanya soal rasa -tapi juga soal estetika dan viralitas, croffle dan waffle muncul sebagai dua bintang di dunia pastry. Keduanya sama-sama dipanggang dalam cetakan waffle, sama-sama renyah di luar, dan sama-sama menggoda untuk difoto sebelum disantap.
Tapi, jangan tertipu oleh tampilannya yang mirip. Croffle dan waffle adalah dua "dunia" berbeda, baik dari segi bahan, tekstur, hingga filosofi penyajiannya. Waffle adalah kudapan klasik yang telah bertahan ratusan tahun, sementara croffle adalah inovasi modern yang lahir dari kreativitas generasi baru.
Asal-Usul dan Filosofi Kuliner
Waffle berasal dari Belgia dan telah dikenal sejak abad ke-9. Ia awalnya dibuat dari adonan sederhana yang dipanggang di antara dua pelat besi berpola.
Seiring waktu, waffle berkembang menjadi berbagai varian seperti Belgian waffle, American waffle, dan Liege waffle, masing-masing dengan karakteristik unik. Filosofinya menekankan pada kesederhanaan, fleksibilitas, dan kenyamanan.
Croffle, di sisi lain, adalah hasil kawin silang antara croissant dan waffle. Pertama kali populer di Korea Selatan sekitar tahun 2020, croffle dengan cepat menjadi tren global berkat tampilannya yang cantik dan rasa yang unik. Ia mencerminkan semangat inovasi dan eksplorasi rasa dalam dunia pastry modern.
Komposisi dan Teknik Pembuatan
Waffle dibuat dari adonan cair berbasis tepung terigu, telur, susu, mentega, gula, dan baking powder. Adonan ini langsung dituangkan ke dalam cetakan waffle dan dipanggang hingga matang. Prosesnya cepat dan relatif mudah.
Sedangkan croffle dibuat menggunakan adonan croissant yang telah melalui proses laminasi, yakni pelapisan adonan dengan mentega berkali-kali untuk menciptakan tekstur berlapis. Adonan ini kemudian dipanggang dalam cetakan waffle, menghasilkan tekstur flaky khas croissant dengan bentuk dan renyahnya waffle.
Tekstur dan Rasa
Waffle memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Rasanya netral, sedikit manis, dan sangat fleksibel untuk dipadukan dengan topping manis maupun gurih seperti sirup maple, ayam goreng, atau keju.
Sementara itu, croffle menawarkan tekstur yang lebih kompleks: renyah di luar, berlapis dan buttery di dalam. Rasa mentega yang dominan membuatnya terasa lebih kaya dan “mewah” dibanding waffle biasa.
Penyajian dan Variasi
Waffle bisa disajikan sebagai sarapan, camilan, atau dessert. Topping-nya sangat beragam, mulai dari buah segar, whipped cream, es krim, hingga daging dan telur. Waffle juga sering dijadikan dasar untuk hidangan fusion seperti chicken & waffles.
Sedangkan croffle lebih sering disajikan sebagai dessert atau kudapan sore. Topping favoritnya meliputi Nutella, cream cheese, madu, selai buah, atau bahkan isian gurih seperti keju dan smoked beef.
Karena adonannya sudah kaya rasa, croffle sering dinikmati tanpa tambahan berlebihan.
Tren dan Popularitas
Waffle telah menjadi bagian dari budaya kuliner global selama berabad-abad. Ia adalah comfort food yang tak lekang oleh waktu.
Sementara itu, croffle adalah bintang baru yang viral di media sosial, terutama di kalangan anak muda dan pecinta dessert kekinian. Di Indonesia, croffle mulai naik daun sejak 2021 dan kini banyak ditemukan di kafe-kafe artisan dan gerai pastry modern.
Mana yang Lebih Enak?
Jawabannya, tentu tergantung selera dan suasana hati. Untuk kita yang ingin sesuatu yang ringan, cepat, dan fleksibel untuk berbagai topping, waffle adalah pilihan aman.
Akan tetapi jika kita sedang ingin pengalaman rasa yang lebih kaya, tekstur yang memikat, dan sensasi croissant dalam bentuk baru, croffle akan mencuri perhatian.***