- Home
- Kulineran
Ramyeon vs Ramen: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Enak?
Di balik kemiripan visualnya, ramen dan ramyeon menyimpan filosofi, teknik, dan cita rasa yang sangat berbeda.

SOEAT - Di tengah derasnya arus budaya pop Asia, ramyeon dan ramen kerap muncul di layar kaca dan meja makan. Perbedaan mendasarnya, ramyeon berasal dari Korea dan ramen dari Jepang.
Sekilas, keduanya tampak serupa: mangkuk besar, kuah mengepul, topping menggoda. Eits, tapi jangan tertipu. Di balik kemiripan visualnya, keduanya menyimpan filosofi, teknik, dan cita rasa yang sangat berbeda.
Ramyeon adalah sahabat setia drama Korea, cepat saji dan penuh bumbu pedas yang menggigit. Ramen, di sisi lain, adalah seni kuliner Jepang yang mengedepankan keseimbangan rasa dan teknik penyajian yang presisi.
Pertanyaannya, jika keduanya sama-sama menggoda, mana yang lebih enak? Hmm, jawabannya tidak sesederhana memilih antara kimchi atau sushi.
So, mari kita kulik lebih dalam perbedaan keduanya. Mulai dari asal-usul, bahan, hingga pengalaman menyantapnya. Untuk menjawab pertanyaan tadi, biarkan lidah yang memutuskan.
Asal-Usul: Jepang vs Korea
Ramen berasal dari Jepang, namun akarnya bisa ditelusuri ke mi Tiongkok bernama lamian. Mi ini mulai populer di Jepang sejak akhir abad ke-19 dan berkembang menjadi berbagai varian khas seperti shoyu, miso, shio, dan tonkotsu.
Ramyeon, di sisi lain, adalah versi Korea dari ramen yang diadaptasi menjadi mi instan. Diperkenalkan sekitar tahun 1960-an, ramyeon menjadi makanan praktis yang identik dengan rasa pedas dan gurih.
Proses Pembuatan: Tradisional vs Instan
Ramen dibuat dengan teknik yang kompleks. Mi segar direbus terpisah, kuah dimasak dari kaldu tulang atau seafood selama berjam-jam, dan topping disusun dengan estetika tinggi. Ini adalah pengalaman kuliner yang nyaris seremonial.
Ramyeon, sebaliknya, adalah mi instan yang digoreng kering dan dikemas dengan bumbu bubuk. Cukup direbus 3–5 menit, dan kita sudah bisa menikmatinya. Praktis, cepat, dan cocok untuk malam-malam galau ditemani drama Korea.
Cita Rasa: Kompleks vs Pedas Menggigit
Ramen menawarkan rasa yang lebih kompleks dan halus. Kaldu tonkotsu misalnya, memiliki rasa creamy dari tulang babi yang direbus lama. Ada juga miso ramen dengan rasa gurih-fermentasi yang khas.
Sementara ramyeon cenderung lebih tajam dan pedas. Bumbu instannya dirancang untuk memberikan sensasi kuat dalam waktu singkat. Merek seperti Shin Ramyun atau Samyang dikenal dengan rasa pedas yang membakar lidah.
Topping dan Penyajian
Ramen biasanya disajikan dengan topping seperti chashu (irisan daging babi), telur setengah matang, nori, dan menma (rebung). Setiap elemen punya peran dalam menciptakan harmoni rasa.
Ramyeon lebih fleksibel. Di Korea, orang sering menambahkan telur, keju, kimchi, atau bahkan sosis sesuai selera.
Tidak ada aturan baku dalam kamus ramyeon. Yang penting cepat dan nikmat.
Mana yang Lebih Enak?
Ini adalah pertanyaan yang jawabannya sangat subjektif. Untuk kita yang mencari pengalaman makan mendalam, penuh lapisan rasa dan estetika, ramen adalah pilihan yang tepat.
Akan tetapi jika kita butuh kenyamanan cepat, rasa pedas yang memuaskan, dan nostalgia drama Korea, ramyeon tak tertandingi.***