1. Home
  2. Kulineran

Takoyaki 101: Sejarah, Asal Usul, dan Perkembangan Camilan Jepang Favorit

Takoyaki bukan hasil dari resep yang diwariskan secara sakral dari generasi ke generasi. Ia lahir dari keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru.

Takoyaki
Takoyaki. (Pexels/Nano Erdozain)

SOEAT - Dirunut ke belakang, ditemukan bahwa takoyaki bukanlah hasil dari resep turun-temurun yang diwariskan secara sakral dari generasi ke generasi. Ia lahir dari keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru.

Takoyaki lahir dari tangan seorang pria bernama Tomekichi Endo yang pada tahun 1935 di Osaka, memutuskan untuk menuangkan adonan ke dalam cetakan setengah bola dan mengisinya dengan potongan gurita. Siapa sangka, eksperimen sederhana itu akan melahirkan salah satu camilan paling ikonik di Jepang, bahkan dunia.

Takoyaki bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang bagaimana kreativitas bisa mengakar dalam budaya dan bertahan melintasi zaman.

Dari Eksperimen Jadi Ikon

Cikal bakal takoyaki bermula dari inspirasi sebuah camilan bernama akashiyaki, makanan khas Kota Akashi yang menggunakan campuran telur dan tepung, disajikan dengan kuah hangat. Namun, Endo —dengan jiwa wirausaha yang tak biasa, memutuskan untuk bereksperimen.

Ia mengganti kaldu dengan saus, menambahkan tenkasu untuk tekstur, dan memanggang adonan di cetakan khusus hingga bola-bola kecil yang renyah di luar namun lembut di dalam pun tercipta. Di sinilah takoyaki pertama lahir, tepat di tengah denyut kuliner Osaka, tahun 1935.

Takoyaki dan Karakter Osaka

Osaka
Pemandangan di Kota Osaka, Jepang. (Pixabay/Mikura TV)

Sebagai kota pelabuhan yang penuh dengan kehangatan dan kreativitas, Osaka dikenal dengan filosofi kuidaore, yang artinya "makan sampai kenyang" atau "habis-habisan untuk makan". Takoyaki adalah manifestasi dari semangat ini.

Camilan murah meriah, mudah dibagi, dan selalu jadi pemersatu suasana. Tak heran, dalam waktu singkat, takoyaki menyebar ke seluruh Jepang dan menjadi favorit lintas generasi.

Di Balik Sederhananya Bentuk

Meski bentuknya mungil, rahasia kenikmatan takoyaki terletak pada harmoni antara adonan, isian, dan teknik memasak. Komposisinya yakni adonan, isian klasik berupa potongan gurita, daun bawang, tenkasu, dan acar jahe merah, serta bagaimana teknik memasak yang menjadikannya sempurna.

Takoyaki
Takoyaki, jajanan khas Jepang berbentuk bola-bola kecil yang terbuat dari adonan tepung terigu, diisi dengan gurita, dan kemudian dibakar atau dipanggang. (Pixabay/Takuanokaka)

Untuk memasaknya, utamakan memutar adonan dengan tusuk saat bagian bawah mulai mengeras, hingga membentuk bola sempurna. Proses ini tampak sederhana, tapi sebenarnya butuh konsentrasi tinggi dan intuisi soal waktu.

Di Jepang, banyak pedagang kaki lima yang telah melatih gerakan membalik takoyaki selama bertahun-tahun!

Globalisasi Takoyaki: Adaptasi dan Identitas Baru

Sejak awal 2000-an, takoyaki mulai menembus pasar internasional. Di Indonesia, ia muncul di mal dan festival kuliner dengan isian sosis, keju, bahkan smoke beef, yang merupakan versi lebih ramah lidah lokal.

Di Amerika, restoran Jepang modern menghadirkan takoyaki dengan saus truffle, isi lobster, atau bahkan jalapeño. Menariknya, meski takoyaki kerap mengalami modifikasi ekstrem di luar Jepang, bentuknya tetap tak berubah: bulat, mungil, dan selalu mengundang rasa penasaran.

Di masa kini, takoyaki tak lagi sekadar makanan pinggir jalan. Ia hadir di restoran fine dining, festival internasional, bahkan di dapur rumah dengan alat modern.

Banyak chef muda meracik ulang resepnya, menyajikannya dengan plating elegan atau memadukannya dengan unsur kuliner lokal. Tetapi di sisi lain, banyak pula yang tetap setia pada gaya klasik, menjaga cita rasa aslinya agar tak lekang oleh zaman.***