- Home
- Sehat
Fakta dan Mitos Bakso, Benarkah Bisa Timbulkan Kista?
Ada pula tiga fakta dan mitos lain mengenai bakso yang seringkali ditemukan di kalangan masyarakat.

SOEAT - Ada banyak fakta dan mitos yang seringkali ditemukan di kalangan masyarakat mengenai bakso. Berikut ini tiga di antaranya yang paling sering muncul.
Konsumsi bakso menyebabkan kista
Beberapa waktu lalu juga sempat ramai mengenai bakso yang disebut menjadi penyebab kista, lantaran ada seorang selebritas yang mengucapkan demikian. Bakso yang seringkali dicampurkan MSG, disebut berbahaya karena menyebabkan kista.
Mayo Clinic menyebutkan, kista adalah kantong berisi udara atau cairan, dapat pula berupa darah atau nanah. Kista dapat terbentuk di bagian tubuh mana pun, termasuk tulang, organ, dan jaringan lunak. Kebanyakan kista bersifat non-kanker atau jinak.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Dr Dinda Derdameisya menyebutkan, salah satu kista yang banyak dialami perempuan adalah kista ovarium. Ada banyak jenis kista ovarium, dan ada pula yang berkaitan dengan gaya hidup.
Gaya hidup yang dimaksud seperti jarang konsumsi sayur atau kurang asupan mikronutrien. "Tapi kalaumonosodium glutamate sendiri, belum ada yang mengatakan kalau kista ovarium terjadi karena terlalu banyak makan MSG. Yang kita tau kan monosodium glutamate penguat rasa ya, dia kan sebenarnya sodium, atau garam yang kuat rasanya," kata Dinda, dikutip dari detikcom.
Bakso dan pengawet berbahaya
Selain MSG, ada pula hal lain yang menuai kekhawatiran terkait konsumsi bakso, yakni bahan pengawet yang digunakan. Dua bahan pengawet yang berbahaya ini adalah boraks dan formalin.
Melansir dari Healthline, sebuah penelitian pada hewan yang ditinjau oleh Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menunjukkan, meski sistem reproduksi perempuan kurang sensitif terhadap boraks, tetapi paparannya dapat menyebabkan berkurangnya ovulasi dan masalah kesuburan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), formalin atau formaldehida dapat ditemukan secara alami dalam jumlah kecil di beberapa makanan, termasuk buah-buahan. Namun, formalin juga dapat ditambahkan sebagai bahan pengawet makanan, serta diproduksi melalui proses memasak dan pengasapan.
Formalin yang tertelan dapat dengan cepat diserap dan dimetabolisme di saluran pencernaan. Sebagian besar juga terikat di dalam tubuh sehingga tidak dapat digunakan dan tidak menimbulkan efek samping apa pun.
Untuk itu, masyarakat sebaiknya cermat memilih bakso yang aman dikonsumsi, ketika berbelanja di pasar maupun supermarket.
Bakso adalah sumber protein tinggi
Bakso adalah panganan yang dibuat dari bahan baku daging, baik daging sapi, ayam, maupun ikan. Dalam perkembangannya, bakso juga sering dibuat dari bahan nabati lainnya seperti jamur, tempe, dan tahu.
Kandungan tersebut membuat masyarakat beranggapan, bahwa bakso juga merupakan sumber protein. Hal itu tidak sepenuhnya salah, karena beberapa sumber protein menjadi bahan baku bakso.
Akan tetapi, perhatikan juga kandungan lemak dan sodium yang terkandung di dalam bakso. Sebaiknya, konsumsi bakso dengan bijak dan seimbang dengan asupan gizi lainnya.***