- Home
- Kulineran
Asal-Usul Teh Putih: Sejarah Singkat dan Perjalanannya ke Dunia Modern
Teh putih Indonesia pernah dinobatkan sebagai salah satu teh termahal di dunia, dengan harga mencapai Rp1,5–2 juta per kilogram.

SOEAT - Di dunia teh yang penuh warna dan aroma, teh putih berdiri sebagai sosok yang paling tenang namun paling misterius. Ia tidak sepopuler teh hijau yang digandrungi karena manfaat detoksnya, atau teh hitam yang menjadi simbol tradisi Inggris.
Teh putih hadir dengan kebersahajaannya, namun menyimpan sejarah panjang yang melintasi dinasti, benua, dan budaya. Ia adalah teh yang paling sedikit diproses, namun paling kaya akan antioksidan.
Dalam sejarahnya, teh putih dulu hanya disajikan untuk kaisar. Akan tetapi, kini keberadaannyabisa dinikmati oleh siapa saja yang menghargai kehalusan rasa dan filosofi di balik setiap seduhan.
Mari kita menyusuri jejak teh putih dari pegunungan Fujian di Tiongkok hingga rak-rak kedai teh modern, sambil mencari tahu bagaimana teh ini berubah dari simbol kekaisaran menjadi bagian dari gaya hidup sehat global.
Awal Mula: Teh Kaisar dari Dinasti Song
Teh putih pertama kali dikenal pada masa Dinasti Song (960–1279 M) di Tiongkok. Kala itu, teh putih bukan sekadar minuman, melainkan hadiah eksklusif untuk kaisar dan pejabat tinggi.
Dipetik dari kuncup daun teh yang belum mekar dan masih diselimuti bulu halus berwarna keperakan, teh putih dianggap sebagai bentuk paling murni dari tanaman Camellia sinensis.
Proses pembuatannya sangat sederhana namun presisi tinggi. Daun dipetik saat fajar, dijemur secara alami, dan tidak mengalami oksidasi atau fermentasi. Hasilnya adalah teh dengan rasa ringan, aroma floral, dan warna seduhan yang nyaris bening.
Karena prosesnya yang minim, teh putih mempertahankan struktur polifenol dan flavonoid secara utuh. Ini menjadikannya salah satu teh dengan kandungan antioksidan tertinggi.
Perjalanan ke Dunia Barat dan Asia
Selama berabad-abad, teh putih hanya dikenal di kalangan terbatas di Tiongkok. Baru pada tahun 1891, teh putih mulai diekspor ke negara-negara Asia dan Eropa yang memiliki tradisi minum teh.
Di Jepang, teh putih tidak sepopuler matcha, namun tetap dihargai sebagai teh meditatif. Di Eropa, teh putih menjadi simbol kemewahan dan kesehatan, terutama di kalangan aristokrat yang mulai mencari alternatif teh hijau dan hitam.
Di Indonesia, teh putih mulai dikenal sebagai varian premium yang diproduksi secara terbatas di daerah pegunungan seperti Ciwidey, Jawa Barat. Bahkan, teh putih Indonesia pernah dinobatkan sebagai salah satu teh termahal di dunia, dengan harga mencapai Rp1,5–2 juta per kilogram.
Transformasi Modern: Dari Tradisi ke Tren Kesehatan
Memasuki abad ke-21, teh putih mengalami transformasi besar. Ia tidak lagi hanya dikaitkan dengan tradisi kekaisaran, tetapi juga dengan gaya hidup sehat dan mindfulness.
Kandungan antioksidannya yang tinggi —terutama katekin, EGCG, dan theanin, menjadikannya populer di kalangan pecinta nutrisi alami. Studi juga menunjukkan bahwa teh putih memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.
Beberapa manfaatnya yang telah diteliti secara ilmiah, yakni melawan radikal bebas. Kandungan polifenol seperti katekin dan flavonoid membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Teh putih juga menjaga kesehatan jantung, serta meningkatkan metabolisme dan membakar lemak. Hal ini dimungkinkan karena kadar polifenol dalam white tea yang membantu memperlebar pembuluh darah dan menurunkan kolesterol LDL.
EGCG atau Epigallocatechin Gallate, yaitu senyawa aktif utama yang ditemukan dalam daun teh dan termasuk dalam kelompok katekin, sejenis flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan sangat tinggi. EGCG dalam teh putih membantu proses lipolisis dan mencegah pembentukan sel lemak baru. EGCG juga membantu mencegah penggumpalan protein di otak dan mengurangi peradangan, sehingga meningkatkan fungsi otak dan mencegah Alzheimer.
Teh putih juga diketahui mencegah penuaan dini. Antioksidan dalam teh putih melindungi kulit dari sinar UV dan polusi, menjaga elastisitas dan kecerahan kulit.
Selain itu, teh putih juga memiliki manfaat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kandungan fluoride, tanin, dan katekin membantu melawan bakteri penyebab plak dan memperkuat enamel.***