1. Home
  2. Nusarasa

Kenapa Seblak Bisa Mendominasi Tren Kuliner di Media Sosial?

Dengan kombinasi rasa unik, inovasi, serta dukungan dari media sosial dan influencer, seblak berhasil menjadi salah satu makanan paling viral di Indonesia.

Kreator konten kuliner.
Ilustrasi kreator yang memproduksi konten mengenai kuliner. (Pexels/Polina Tankilevitch)

SOEAT - Seblak telah membuktikan bahwa makanan tradisional bisa berkembang dan mendominasi tren kuliner di era digital. Dengan kombinasi rasa yang unik, inovasi yang terus berkembang, serta dukungan dari media sosial dan influencer, seblak berhasil menjadi salah satu makanan paling viral di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, seblak telah berkembang dari jajanan khas Bandung menjadi fenomena kuliner nasional yang viral di berbagai platform media sosial. Hidangan berbasis kerupuk basah ini tidak hanya menarik perhatian karena cita rasanya yang pedas dan gurih, tetapi juga karena kemampuannya untuk terus beradaptasi dengan tren kuliner yang berkembang.

Dari Instagram hingga TikTok, seblak sering muncul dalam berbagai konten kuliner. Mulai dari tantangan makan pedas, hingga inovasi resep yang unik.

Akan tetapi, dominasi seblak di media sosial bukanlah kebetulan. Ada beberapa faktor utama yang membuatnya menjadi salah satu makanan paling viral di Indonesia.

Berikut adalah ulasan tentang kenapa seblak berhasil menguasai tren kuliner digital.

Kombinasi sensasi pedas dan interaksi sosial

Seblak terkenal dengan tingkat kepedasannya yang bisa disesuaikan dengan selera. Banyak warung seblak menawarkan pilihan level pedas, dari yang ringan hingga ekstrem. Hal itu menjadikannya makanan favorit bagi pecinta kuliner pedas.

Sensasi pedas ini sering kali menjadi bahan utama dalam konten media sosial, terutama dalam format tantangan makan pedas yang menarik perhatian banyak orang.

Tulisan berjudul "Fenomena Seblak di Kalangan Generasi Muda" yang dimuat Kumparan (14 Oktober 2024), menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan tinggi dalam mengonsumsi makanan pedas. Terutama, generasi muda yang menyukai tantangan rasa. Seblak menjadi salah satu makanan yang memenuhi kebutuhan ini dengan variasi kepedasan yang bisa disesuaikan.

Peran media sosial dalam meningkatkan popularitas

Seblak menjadi semakin populer berkat peran media sosial dalam menyebarkan tren kuliner. Banyak konten kreator membagikan video cara membuat seblak atau mengulas berbagai varian seblak yang unik.

Menurut sejumlah data, minat terhadap seblak semakin meningkat sejak 2023 hingga 2024. Ini menunjukkan bahwa makanan ini terus menarik perhatian masyarakat.

Selain itu, platform seperti TikTok dan Instagram memungkinkan penyebaran konten secara cepat dan luas. Video mukbang, review makanan, dan tantangan makan pedas sering kali menjadi viral, memperkuat posisi seblak sebagai salah satu makanan yang paling banyak dibicarakan.

Inovasi kuliner yang tak terbatas

Seblak terus berkembang dengan berbagai inovasi topping dan kuah yang unik. Dari seblak mozzarella hingga seblak seafood, variasi ini membuat seblak tetap relevan dan menarik bagi konsumen.

Kreativitas dalam penyajian seblak juga menjadi daya tarik utama di media sosial, di mana pengguna sering membagikan foto dan video seblak dengan tampilan yang menggugah selera.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh ResearchGate, inovasi dalam kuliner berbasis seblak telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat, terutama di kalangan generasi milenial. Seblak tidak hanya menjadi makanan favorit, tetapi juga membuka peluang bisnis bagi banyak orang.

Strategi pemasaran digital yang efektif

Seblak memiliki daya tarik visual yang kuat, terutama dengan warna kuahnya yang merah menyala dan topping yang melimpah. Hal ini membuatnya sangat cocok untuk dipromosikan melalui media sosial.

Banyak juga pelaku usaha kuliner yang memanfaatkan Instagram, Facebook, dan TikTok untuk memasarkan seblak mereka. Cara-cara semacam ini menggunakan strategi seperti giveaway, promo spesial, dan kolaborasi dengan influencer.

Selain itu, konsep Halalan Seblak yang mulai berkembang menunjukkan bagaimana industri kuliner beradaptasi dengan tuntutan pasar yang semakin sadar akan aspek kehalalan makanan. Ini menjadi bukti bahwa seblak tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga berinovasi sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Keterlibatan konsumen dalam tren kuliner

Seblak bukan hanya makanan yang dikonsumsi, tetapi juga menjadi bagian dari tren kuliner yang melibatkan konsumen secara aktif. Banyak orang yang mencoba membuat seblak sendiri di rumah dan membagikan hasilnya di media sosial, menciptakan komunitas pecinta seblak yang semakin besar.

Resep DIY dan tips memasak seblak pun sering kali mendapatkan banyak interaksi. Hal ini memperkuat posisinya sebagai makanan yang terus berkembang.***