- Home
- Nusarasa
Masihkah Bisnis Seblak Diminati Tahun 2025? Bagaimana Trennya?
Menurut laporan tahunan Tren Surga Makanan GoFood, seblak tetap menjadi salah satu makanan yang diprediksi akan mendominasi tren kuliner 2025.

SOEAT - Seblak telah mengalami perjalanan panjang dalam dunia kuliner Indonesia. Dari sajian sederhana berbahan dasar kerupuk basah dengan kuah pedas, seblak kini menjadi salah satu makanan yang paling dicari, baik di warung kecil maupun restoran besar.
Akan tetapi, dengan semakin banyaknya inovasi kuliner dan perubahan pola konsumsi masyarakat, pertanyaan besar mulai muncul: Apakah bisnis seblak masih diminati di tahun 2025? Bagaimana tren konsumsinya?
Menurut laporan tahunan Tren Surga Makanan GoFood yang dirilis Februari 2025, seblak tetap menjadi salah satu makanan yang diprediksi akan mendominasi tren kuliner tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun persaingan semakin ketat, seblak masih memiliki daya tarik yang kuat di pasar.
Akan tetapi, untuk tetap relevan, pelaku usaha harus memahami perubahan tren dan beradaptasi dengan preferensi konsumen yang terus berkembang. Jangan terlena dengan tren dan popularitas yang ada.
Tren konsumsi seblak di 2025
Berdasarkan analisis pasar terbaru, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tren konsumsi seblak di 2025. Faktor tersebut antara lain popularitas makanan pedas yang stabil.
Makanan pedas tetap menjadi favorit masyarakat Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Seblak, dengan cita rasa pedas yang khas, masih memiliki tempat di hati konsumen. Namun, variasi tingkat kepedasan dan inovasi dalam bumbu menjadi faktor penting dalam mempertahankan daya tariknya.
Faktor lain yang mempengaruhi tren konsumsi seblak di 2025 adalah inovasi menu dan varian baru. Seblak tidak lagi hanya sekadar kerupuk basah dengan kuah pedas. Kini, berbagai varian seperti seblak kuah susu, seblak bumbu Korea, dan seblak premium dengan wagyu atau seafood semakin diminati. Inovasi ini membantu seblak tetap relevan di tengah persaingan kuliner yang semakin ketat.
Adaptasi terhadap tren hidup sehat juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tren konsumsi seblak di 2025. Seperti diketahui, kesadaran masyarakat terhadap pola makan sehat semakin meningkat.
Seblak yang biasanya identik dengan penggunaan MSG dan minyak berlebih mulai mengalami modifikasi agar lebih sehat, seperti penggunaan bahan organik, kuah rendah lemak, dan tambahan sayuran.
Hal itu menyebabkan pelaku usaha yang mampu menyesuaikan produk mereka dengan tren ini akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan.
Faktor lainnya adalah digitalisasi dan kemudahan akses. Platform pesan-antar makanan seperti GoFood dan GrabFood memainkan peran besar dalam mempertahankan popularitas seblak.
Konsumen kini lebih memilih makanan yang bisa dipesan dengan mudah melalui aplikasi, sehingga pelaku usaha harus memastikan kehadiran mereka di platform digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Peluang dan tantangan dalam bisnis seblak
Meskipun tren menunjukkan bahwa seblak masih diminati, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku usaha. Misalnya persaingan yang semakin ketat, kenaikan harga bahan baku, serta perubahan preferensi konsumen.
Dengan kata lain, bisnis seblak masih memiliki prospek cerah di tahun 2025, terutama karena popularitas makanan pedas yang tetap tinggi dan inovasi yang terus berkembang. Namun, pelaku usaha harus mampu beradaptasi dengan tren baru, seperti makanan sehat, digitalisasi, dan preferensi konsumen yang semakin kompleks.
Dengan strategi yang tepat, seblak tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang sebagai salah satu ikon kuliner Indonesia yang terus diminati.***