1. Home
  2. Resepedia

Panduan Memilih Ubi Cilembu Asli dan Manis

Tak semua ubi yang dijual dengan label “Cilembu” benar-benar asli. Banyak yang hanya mirip rupa, tapi tak punya rasa autentik.

Ubi cilembu
Ubi cilembu, yang banyak disebut sebagai ubi madu karena rasa manisnya yang alami tanpa tambahan gula. (Wikimedia Commons/Sakurai Midori)

SOEAT - Ubi Cilembu bukan sekadar umbi-umbian biasa. Ia adalah simbol tradisi rasa dari tanah Sumedang yang telah menembus pasar ekspor dan memikat lidah dari Jepang hingga Timur Tengah.

Dikenal luas sebagai “ubi madu”, Cilembu punya keunikan yang tak bisa ditiru. Saat dipanggang, ia mengeluarkan cairan lengket berwarna keemasan yang menyerupai madu, dengan rasa manis alami yang membuat siapa pun jatuh cinta sejak gigitan pertama.

Tapi seperti banyak produk lokal yang populer, tak semua ubi yang dijual dengan label “Cilembu” benar-benar asli. Banyak yang hanya mirip rupa, tapi tak punya rasa.

Maka dari itu, penting bagi kita sebagai konsumen untuk tahu cara membedakan mana ubi Cilembu yang otentik dan manis, dan mana yang hanya sekadar ikut tren. Artikel ini akan membimbing dalam pemilihan ubi Cilembu yang tepat -dari pasar tradisional hingga toko daring, agar tak tertipu oleh tampilan, dan bisa menikmati rasa ubi Cilembu yang sesungguhnya.

Perhatikan Kulitnya: Mulus, Kering, dan Tidak Berjamur

Langkah pertama dalam memilih ubi Cilembu yang berkualitas adalah memperhatikan kulitnya. Ubi Cilembu asli biasanya memiliki kulit berwarna krem kemerahan yang mulus dan kering.

Hindari ubi dengan kulit yang terlalu banyak bercak hitam, luka, atau tanda-tanda jamur. Kulit yang bersih menandakan bahwa ubi dipanen dan disimpan dengan baik, serta belum terlalu lama berada di rak penjual.

Kulit yang terlalu lembap atau bergetah bisa menjadi tanda bahwa ubi sudah mulai membusuk atau terlalu muda untuk dipanggang.

Pilih yang Beratnya Proporsional dan Ukurannya Sedang

Saat dipegang, ubi Cilembu yang baik terasa berat untuk ukurannya. Ini menandakan kandungan air dan gula alaminya masih terjaga.

Ubi yang ringan cenderung sudah kehilangan kelembapan dan bisa jadi teksturnya akan kering saat dipanggang. Ukuran juga penting.

Ubi yang terlalu besar biasanya berserat dan hambar, sementara yang terlalu kecil belum cukup matang. Pilihlah ubi berukuran sedang, sekitar 15–20 cm panjangnya, untuk hasil terbaik.

Cium Aromanya: Ada Manis yang Tersembunyi

Meski belum dimasak, ubi Cilembu segar biasanya memiliki aroma manis yang samar namun khas. Aroma ini berasal dari kandungan maltosa yang tinggi, yang akan berubah menjadi karamel saat dipanggang.

Jika mencium bau apek, asam, atau tanah yang menyengat, itu bisa jadi tanda bahwa ubi sudah mulai membusuk atau terlalu lama disimpan.

Warna Daging: Kuning Cerah, Bukan Pucat

Ubi cilembu
Ubi bakar cileumbu. (Wikimedia Commons/DARMAS SB 9)

Jika memungkinkan, mintalah penjual memotong sedikit bagian ujung ubi. Ubi Cilembu asli memiliki daging berwarna kuning keemasan atau oranye pucat.

Warna ini menandakan kandungan beta-karoten yang tinggi dan rasa manis alami yang akan keluar saat dipanggang. Warna pucat bisa jadi tanda bahwa ubi belum cukup matang atau berasal dari varietas lain yang mirip.

Hindari yang Terlalu Tua atau Terlalu Muda

Ubi yang terlalu tua biasanya ditandai dengan kulit berserabut seperti “kumis” dan tekstur daging yang keras. Sebaliknya, ubi yang terlalu muda cenderung masih bergetah dan memiliki rasa yang hambar.

Idealnya, pilih ubi yang sudah cukup umur. Tidak terlalu keras, tidak terlalu lunak, dan tidak mengeluarkan getah saat dikupas sedikit.

Jika membeli secara daring atau di luar daerah Sumedang, pastikan penjualnya memiliki reputasi baik. Banyak petani atau koperasi di Cilembu yang menjual langsung melalui platform online.

Membeli dari sumber terpercaya memastikan kita mendapatkan ubi yang benar-benar ditanam di tanah Cilembu, bukan sekadar varietas serupa dari daerah lain.

Ubi Cilembu asli telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG), yang melindungi nama dan keasliannya.***