- Home
- Kulineran
Terungkap! Asal Usul Rasa Manis Madu Ubi Cilembu yang Fenomenal
Ubi cilembu adalah contoh sempurna bagaimana pangan lokal bisa memiliki karakteristik unik yang tak bisa ditiru di tempat lain.

SOEAT - Mari ingat-ibgat bagaimana sensasi mencicipi ubi Cilembu yang baru keluar dari oven. Kulit ubi yang mengering dan sedikit mengelupas, lalu dari sela-sela dagingnya mengalir cairan lengket berwarna keemasan—seperti madu.
Rasanya manis, legit, dan aromanya khas, seolah-olah ubi ini telah direndam dalam sirup alami. Tak heran jika banyak orang menyebutnya “ubi madu”.
Pertanyaannya, dari mana sebenarnya rasa manis ini berasal? Apakah ditambahkan gula? Apakah ada perlakuan khusus? Atau ini hanya mitos kuliner yang dibesar-besarkan?
Bukan Ditaburi Gula, Tapi Dikaruniai Alam
Salah satu kesalahpahaman umum adalah anggapan bahwa ubi Cilembu direndam atau ditaburi gula sebelum dipanggang. Faktanya, rasa manis yang menyerupai madu itu muncul secara alami saat ubi dipanggang pada suhu tinggi.
Proses ini disebut karamelisasi, yaitu ketika gula kompleks dalam ubi -terutama maltosa, dipecah menjadi gula sederhana karena panas. Ini menghasilkan rasa manis yang lebih intens dan tekstur lengket seperti sirup.
Akan tetapi, tidak semua ubi jalar bisa menghasilkan efek ini. Hanya varietas Cilembu yang memiliki kandungan gula dan struktur pati yang tepat untuk menghasilkan “madu” saat dipanggang. Inilah yang membuatnya begitu istimewa.
Faktor Geografis: Tanah, Iklim, dan Mikroba Lokal
Ubi Cilembu berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Wilayah ini memiliki tanah dengan kandungan mineral tertentu dan mikroorganisme khas yang tidak ditemukan di tempat lain.
Penelitian dari ITB yang dilakukan Dr. Agustina Monalisa menunjukkan bahwa bakteri rizosfer dan endofit yang hidup di sekitar akar ubi Cilembu berperan penting dalam membentuk rasa manisnya. Ketika ubi ditanam di luar Desa Cilembu, rasa manisnya cenderung berkurang atau bahkan hilang.
Hal ini membuktikan bahwa rasa manis bukan hanya soal varietas, tapi juga soal ekosistem tempat tumbuhnya. Karena itu, ubi Cilembu telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG), yang melindungi nama dan keasliannya.
Proses Penyimpanan dan Memanggang
Setelah dipanen, ubi Cilembu tidak langsung dipanggang. Ia perlu disimpan selama 5–7 hari terlebih dahulu.
Masa penyimpanan ini penting karena kadar air dalam ubi akan sedikit berkurang, sementara konsentrasi gula meningkat. Teksturnya pun menjadi lebih lunak dan siap untuk menghasilkan cairan madu saat dipanggang.
Untuk memunculkan rasa madu yang maksimal, ubi Cilembu sebaiknya dipanggang dalam oven bersuhu 180–200°C selama 60–90 menit, tergantung ukuran. Suhu yang terlalu rendah tidak akan memicu karamelisasi, sementara suhu terlalu tinggi bisa membuat kulit gosong sebelum bagian dalam matang sempurna.***