- Home
- Nusarasa
Aci dalam Kuliner Indonesia: Cilok, Cireng, Cibay, dan Saudara-saudaranya
Tepung tapioka adalah bahan yang dinamis, mampu melampaui akar tradisionalnya untuk tetap relevan secara budaya dan gastronomi.

SOEAT - Berbicara aneka makanan yang menjadikan tepung aci atau tapioka memang tidak ada habisnya. Makanan berbahan dasar aci mencapai ratusan jenis termasuk turunan maupun variannya.
Fadly Rahman, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unpad mengatakan, pada dasawarsa 1980-an, muncul makanan populer bernama cilok (aci dicolok) dan cireng (aci digoreng).
Lantas pada dasawarsa 1990-an hingga 2000-an, bermunculan beragam jenis olahan aci yang umumnya berasal dari Bandung, Garut, dan Tasikmalaya. Sebut saja cireng yang murni makanan dari aci yang diuleni air panas maupun air dingin lalu digoreng. Ia kini sudah banyak varian di antaranya cireng isi, cireng banjur, dan cireng krispi.
Cireng
Cireng merupakan makanan ringan berupa gorengan aci yang renyah di luar dan kenyal di dalam. Belakangan , cireng banyak dikreasikan dengan menambahkan varian isian selain bumbu kacang. Misalnya, cireng isi ayam pedas atau keju lumer.
Cireng dibuat dari tepung tapioka yang dicampur air panas sebagai bahan utama, serta bumbu-bumbu halus seperti garam, lada, bawang putih, dan bawang merah untuk menambah cita rasa pada kulit cireng.
Cilok
Cilok alias aci dicolok adalah jajanan populer yang terbuat dari tepung tapioka, air, dan bumbu-bumbu sederhana. Adonan dibentuk menjadi bola-bola kecil, kemudian direbus hingga menghasilkan tekstur kenyal dan rasa gurih khas.
Cilok umumnya disajikan dengan saus kacang, saus sambal atau diberi tambahan isian seperti daging atau telur. Contoh resep yang menarik adalah cilok saus keju.
Cimol
Cimol mirip cilok tapi disajikan dengan cara digoreng, menghasilkan tekstur luar yang renyah dan bagian dalam yang kenyal, berkat sifat unik tepung tapioka.
Cimol bisa disajikan polos hanya dengan bumbu bubuk penyedap rasa. Kini bumbu tabur cimol punya banyak varian rasa di antaranya keju, balado, jagung bakar, dan barbeque.
Cilor
Beberapa tahun ke belakang, makanan berbahan aci dengan nama berawalan ‘ci-‘ semakin bervariasi, terlebih jika dijual di lingkungan sekolah. Salah satu di antaranya adalah cilor alias aci telor. Cilok ditusuk lalu digoreng dalam balutan adonan telur dadar sambil terus diputar dalam minyak panas agar adonan telur menggulung melapisi ciloknya. Setelah matang, biasa disajikan dengan saus.
Cilung
Cilung alias aci digulung banyak digemari anaks ekolah. Adonan aci dan air dibentuk memanjang lalu ditusuk oleh tusuk sate. Sebelum digoreng, biasanya dibalut adonan telur. Cilung dimakan dengan saus sambal dengan dicelupkan langsung atau dipisah.
Cibay
Cibay kependekan dari aci ngambay atau menjuntai. Cibay merupakan kreasi turunan antara adonan aci dan kulit lumpia. Adonan aci dibungkus kulit lumpia, kemudian digoreng. Ketika matang dan dinikmati, aci dalam kulit lumpia mirip keju mozzarella yang ditarik memanjang karena tekstur adonannya sengaja dibikin cair. Sensasinya kriuk di luar dan lembut di dalam karena faktor tapioka setengah matang di dalamnya.
Cipak
Ada lagi cipak atau aci dempak. Makanan ini mirip adonan cireng tetapi bentuknya seperti koin dengan diameter sekira 4 cm. Cipak dibumbui, sama halnya dengan cimol. Namun, pendamping cipak umumnya adalah chili oil dengan berbagai level kepedasan.
Cipuk
Makanan dari aci yang populer saat ini yaitu cipuk alias aci kurupuk. Adonan aci dikukus bersamaan dengan kerupuk yang nantinya dicetak kemudian dipotong dalam ukuran tertentu dan digoreng. Hasil akhirnya, sensasi lembut dan kenyal di dalam tetapi ada sensasi renyah dari kerupuknya.
Kue Talam Abon
Kue tradisional ini umumnya dibuat dengan mencampur tepung beras, tepung tapioka, dan santan untuk menciptakan lapisan yang lembut, kenyal, dan gurih.
Kue talam abon disajikan dengan abon daging gurih dan renyah, seringkali dilengkapi potongan cabai dan daun seledri sebagai hiasan dan penambah cita rasa. Tersedia juga versi tanpa santan untuk mereka yang sedang diet.
Telur Kodok Khas Betawi
Hidangan tradisional ini sering disebut sebagai "minuman boba dengan kearifan lokal". Secara tradisional, Telur kodok disajikan dengan kuah santan tetapi dapat dimodifikasi untuk tetap mendapatkan rasa gurih dan creamy tanpa santan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas tapioka dalam memenuhi tren kesehatan modern.
Kue Latok atau Kue Lapis Pelangi
Kue kukus berwarna-warni ini terbuat dari campuran tepung terigu dan tapioka, gula pasir, garam, air kapur sirih, dan pewarna makanan. Setelah dikukus, kue dipotong sesuai selera dan disajikan dengan parutan kelapa sebagai topping.
Kue Sanole Tapioka
Kue ini terdiri atas kulit yang dibuat dari tepung tapioka, kelapa parut, dan maizena, kemudian dimasak di teflon seperti pancake. Bagian dalamnya diisi campuran gula merah, tepung tapioka, dan air yang dilelehkan.
Goguma Ppang
Tepung tapioka tidak hanya terbatas pada hidangan tradisional. Ia juga aktif berpartisipasi dalam tren kuliner kontemporer. Kehadiran hidangan seperti goguma ppang yang sempat populer beberapa waktu yang lalu menunjukkan bahwa makanan berbasis aci tidak hanya menjadi warisan masa lalu tetapi juga relevan dalam lanskap gastronomi modern.
Kue asal Korea ini dibuat dari ubi yang dicampur tepung tapioka dan bahan lainnya. Adonan dibentuk menyerupai ubi, diisi keju, diberi lapisan bubuk taro, lalu dipanggang.
Bola Ubi Kopong
Camilan ubi ini juga pernah viral. Awalnya berupa adonan padat tetapi setelah digoreng, bola ubi ini menjadi kopong atau kosong di bagian tengahnya, menciptakan tekstur yang unik dan menarik.
Fenomena viral ini menggarisbawahi kemampuan tapioka beradaptasi dengan tren makanan kekinian, menarik audiens yang lebih muda dan sadar tren. Hal ini menunjukkan bahwa tapioka adalah bahan yang dinamis, mampu melampaui akar tradisionalnya untuk tetap relevan secara budaya dan gastronomi.***