- Home
- Nusarasa
Gizi dan Pemakaian Tepung Tapioka: Lebih dari Sekadar Pengental
Konsumsi tapioka atau aci berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori yang tinggi tanpa nutrisi memadai. Kenyang tapi kurang bergizi.

SOEAT - Tepung tapioka bukan sembarang tepung tanpa kandungan gizi. Karbohidrat kompleks erat dengan tapioka yang berasal dari ketela atau singkong. Namun, tapioka atau aci rendah protein, serat, dan nutrisi lain.
Dikutip dari laman nilaigizi, dalam 100 gram tapioka, terdapat sekira 350 kalori, 85-90 gram karbohidrat, dan sedikit mineral seperti kalsium dan zat besi. Meski tidak kaya nutrisi, tapioka mudah dicerna dan cocok untuk orang yang membutuhkan energi cepat atau yang alergi terhadap gluten.
Tepung tapioka juga mengandung glukosa yang merupakan sumber energi utama tubuh. Ada juga kandungan seperti vitamin, mineral, serat, dan nutrisi lainnya. Tubuh dapat mencerna makanan berbahan tepung kanji dengan mengubahnya menjadi glukosa yang nantinya berfungsi sebagai bahan bakar untuk hampir setiap sel, jaringan, dan organ dalam tubuh, termasuk otak.
Tepung tapioka atau kanji mengandung senyawa baik seperti zat besi, kalsium, dan vitamin K. Senyawa ini sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang.
Tepung tapioka mengandung potasium dan kalium yang dapat membantu memperbaiki sistem peredaran darah tubuh dengan menjaga tekanan darah normal.
Karakter Unik Tepung Tapioka
Selain bisa menjadi bahan utama penganan seperti cireng dan cilok, aci dapat menjadi pelengkap bahkan kunci untuk membuat makanan kenyal bahkan kental. Namun tetap tidak mengubah rasa asli bahan lain karena sifatnya netral. Keunikan lainnya, aci membuat masakan lebih renyah jika digoreng, misalnya, kulit lumpia atau lebih elastis jika dikukus seperti kue lapis.
Dibanding tepung lainnya, sebut saja terigu, aci punya keunggulan tidak mengandung gluten bahkan lebih elastis ketimbang penganan dari terigu. Dibanding tepung beras, ada kemiripan dalam hal kekenyalan. Misalnya pada nagasari, tepung beras terasa padat dan kasar tapi tidak sekenyal tapioka. Aci memiliki kemiripan dengan maizena, aci mirip sebagai pengental, tapi hasilnya lebih kaku dan kurang transparan.
Tips Pemakaian Tapioka
Adapun tips penggunaan tapioka dalam resep, jika sebagai pengental, aci campur dengan air dingin sebelum dimasak untuk menghindari penggumpalan.
Untuk gorengan, cukup gabungkan dengan tepung lain seperti tepung beras agar lebih renyah.
Perlu diingat, hindari terlalu banyak air jika membuat adonan karena tapioka menyerap banyak cairan. Perhatikan takarannya agar adonan tidak terlalu lembek. Terakhir, simpanlah tapioka di tempat kering karena tapioka mudah menyerap kelembapan, dan simpan dalam wadah kedap udara.
Manfaat Utama Tepung Tapioka untuk Kesehatan
Salah satu manfaat paling signifikan tepung tapioka adalah sifatnya yang secara alami bebas gluten. Hal ini menjadikannya pilihan bahan pangan yang sangat cocok dan aman untuk individu yang memiliki kondisi intoleransi gluten atau penyakit celiac. Aci juga punya rasa yang sedikit manis dan sering dimanfaatkan untuk mengentalkan saus atau sebagai pelapis makanan yang dipanggang.
Tepung tapioka tidak mengandung sodium. Hal ini merupakan manfaat penting karena asupan natrium berlebihan dapat menyebabkan retensi air, meningkatkan tekanan darah, dan berpotensi meningkatkan risiko stroke serta gagal jantung. Untuk menjaga asupan natrium saat mengolah makanan dengan tepung tapioka, disarankan membatasi jumlah garam yang digunakan.
Kandungan karbohidrat sederhana dalam tepung tapioka memungkinkan tubuh mencernanya dengan relatif mudah. Oleh karena itu, Aci sering dimanfaatkan dalam diet khusus bagi individu yang memerlukan makanan ringan untuk sistem pencernaan mereka. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, tepung tapioka merupakan solusi efektif sebagai sumber asupan energi instan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pati resisten yang terkandung dalam aci dapat berfungsi sebagai prebiotik yang baik, mendukung kesehatan usus. Selain itu, aci punya indeks glikemik relatif rendah, yang berpotensi membantu mengontrol lonjakan gula darah. Namun, perlu ditekankan bahwa aci sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah wajar sebagai bagian dari diet seimbang. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori yang tinggi tanpa nutrisi yang memadai. Kenyang tapi kurang bergizi.***