- Home
- Sehat
Apakah Cumi-cumi Aman untuk Ibu Hamil? Fakta Nutrisi dan Cara Konsumsi yang Tepat
Padahal, jika ditelisik lebih dalam, makanan laut ini menyimpan segudang nutrisi yang justru bisa mendukung kehamilan.

SOEAT - Antara seafood dan ibu hamil, ada beberapa fakta dan mitos yang seringkali mengiringi. Salah satunya, mengenai keamanan ibu hamil yang mengonsumsi makanan laut seperti seafood.
Pertanyaan itu tentu bukan sekadar soal rasa, tapi juga tentang tanggung jawab. Sebab, setiap suapan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk kehidupan kecil yang sedang tumbuh di dalam rahim.
Di tengah mitos yang beredar —dari janin terbelit tali pusar hingga bayi lahir biru, cumi-cumi sering kali jadi bahan perdebatan. Padahal, jika ditelisik lebih dalam, makanan laut ini menyimpan segudang nutrisi yang justru bisa mendukung kehamilan.
Sebenarnya, bagaimana fakta ilmiah seputar cumi-cumi mengenai kandungan gizinya, manfaatnya bagi ibu dan janin, serta cara aman mengonsumsinya?
Kandungan Nutrisi Cumi-cumi: Si Kenyal yang Kaya Gizi
Dikutip dari laman Halodoc, dalam 114 gram cumi mentah mengandung 104 kalori, 18 gram protein, 2 gram lemak, dan 3 gram karbohidrat. Makanan laut ini juga mengandung vitamin C, zat besi, dan kalsium. Sedangkan pada 8 gram tintanya, terdapat nutrisi antar alain 2,6 kalori, 589 mg sodium, 0,3 gram gula, 0,4 gram protein, dan 21,6 potasium.
Bagi ibu hamil, berbagai kandungan tersebut bermanfaat untuk diet sehat seimbang, pembentukan jaringan janin dan plasenta, serta kesehatan tulang dan gigi. Kandungan Omega-3 (DHA dan EPA) yang tinggi juga bermanfaat untuk perkembangan otak dan sistem saraf janin.
Apakah Cumi Aman untuk Ibu Hamil?
Jawabannya: Ya, cumi-cumi aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Asalkan, diolah dengan benar dan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
Cumi termasuk seafood rendah merkuri, sehingga tidak menimbulkan risiko keracunan logam berat seperti ikan hiu atau pedang. Beberapa manfaat konsumsi cumi untuk ibu hamil antara lain mendukung perkembangan otak janin berkat kandungan DHA dan EPA, serta mencegah kelahiran prematur dan depresi pasca persalinan.
Kandungan cumi juga menambah nafsu makan karena teksturnya yang gurih dan kenyal, serta meningkatkan daya tahan tubuh melalui tinta cumi yang mengaktifkan sel darah putih.
Cara Konsumsi yang Aman dan Bijak
Agar manfaat cumi maksimal dan risikonya minimal, beberapa tips konsumsi yang aman antara lain memilih cumi yang segar. Hindari cumi berlendir, berbau amis tajam, atau berubah warna.
Kemudian, cuci bersih dan masak matang. Hindari konsumsi cumi mentah atau setengah matang untuk mencegah keracunan.
Batasi porsinya, dengan konsumsi maksimal 2–3 kali seminggu, sekitar 12 ons (340 gram) per minggu. Hindari juga penggunaan minyak berulang. Gorengan dengan minyak bekas bisa meningkatkan kadar kolesterol.
Jangan lupa, perhatikan alergi. Jika punya riwayat alergi seafood, sebaiknya hindari atau konsultasikan dulu ke dokter.
Risiko yang Perlu Diwaspadai
Walaupun cumi tergolong aman, tetap ada beberapa risiko jika dikonsumsi berlebihan atau tidak diolah dengan benar. Misalnya, alergi seafood. Gejalanya bisa berupa gatal, ruam, atau sesak napas.
Risiko lain yakni kolesterol tinggi, terutama jika digoreng dengan minyak berulang. Keracunan makanan juga harus diwaspadai, karena hal ini bisa terjadi jika cumi tidak dimasak matang.***