- Home
- Nusarasa
Kenapa Orang Indonesia Suka Makanan Pedas?
Sambal atau rasa pedas sering dijadikan "pelengkap" untuk menambah rasa pada makanan sederhana.

SOEAT - Makanan pedas sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Mulai dari sambal ulek di meja makan rumahan hingga sajian ekstrem seperti seblak super pedas, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas dengan cita rasa pedas.
Lantas kenapa orang Indonesia begitu suka pedas? Apakah soal selera, atau ada alasan lain di baliknya?
Warisan Budaya
Indonesia sangat kaya akan rempah-rempah, dan cabai merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan dalam berbagai masakan tradisional.
Sajian bercita rasa pedas pun hadir di hampir seluruh daerah dalam berbagai bentuk. Penggunaan cabai dalam masakan juga sudah berlangsung sejak lama.
Oleh karena itu, makanan pedas sudah menjadi bagian dari identitas rasa dalam budaya kuliner Nusantara.
Bahkan, anak-anak juga sudah dibiasakan mengenal makanan pedas sejak kecil. Alhasil, rasa pedas pun sudah menjadi hal yang akrab di lidah masyarakat sejak dini.
Tak Lengkap Tanpa Cabai
Sambal atau rasa pedas sering dijadikan "pelengkap" untuk menambah rasa pada makanan sederhana. Satu sendok sambal bisa membuat nasi hangat dan telur dadar terasa jauh lebih nikmat.
Sensasi pedas juga memicu keluarnya hormon endorphin, yakni senyawa yang memberikan rasa senang dan puas.
Iklim Tropis
Kegembaran mengonsumsi makanan pedas ternyata juga terpengaruh iklim tropis di Indonesia.
Di daerah tropis, makanan pedas dipercaya membantu mengeluarkan keringat dan menyegarkan tubuh.
Efek pedas memang membuat tubuh terasa panas, tapi justru bisa membantu menurunkan suhu tubuh secara alami melalui keringat.
Selain itu, rasa pedas yang tajam bisa menutupi aroma atau rasa yang kurang segar pada makanan, yang mungkin terjadi akibat iklim lembap dan penyimpanan bahan makanan tanpa pendingin.
Variasi Sambal yang Tak Ada Habisnya
Salah satu alasan kenapa orang Indonesia tidak pernah bosan dengan pedas adalah banyaknya varian sambal yang tersedia.
Setiap daerah punya versi sambalnya sendiri, di antaranya sambal terasi di Jawa, sambal matah di Bali, sambal dabu-dabu di Sulawesi, dan lainnya.
Dengan rasa, aroma, dan tingkat kepedasan yang berbeda-beda, sambal-sambal ini membuat pengalaman makan pedas selalu terasa baru dan menarik.
Pengaruh Sosial dan Tren Kuliner
Dalam beberapa tahun terakhir, makanan super pedas semakin populer di media sosial. Banyak konten yang menampilkan tantangan, review, maupun vlog mengenai makanan pedas.
Hal ini ikut mendorong tren di kalangan anak muda untuk mencoba dan akhirnya menyukai pedas.
Di sisi lain, pedas juga sering diasosiasikan dengan "tahan banting" atau kuat menahan sensasi ekstrem, yang secara tidak langsung menjadi bentuk ekspresi identitas atau keberanian dalam konteks sosial.***