1. Home
  2. Resepedia

4 Kesalahan Umum dalam Membuat Ramen dan Cara Menghindarinya

Kesalahan seperti kuah jadi hambar, mi jadi terlalu lembek, atau topping terasa tidak menyatu, seringkali membuat ramen buatan sendiri kehilangan pesonanya.

Ramen
Seorang chef sedang menyajikan ramen. (Pixabay)

SOEAT - Membuat ramen di rumah sering kali terdengar seperti tantangan besar. Banyak yang berpikir bahwa hanya koki Jepang berpengalaman yang bisa menciptakan semangkuk ramen yang autentik dan berkesan.

Padahal, dengan bahan yang tepat dan teknik yang benar, siapa pun bisa menyulap dapur rumah menjadi kedai ramen pribadi. Nah, di balik semangat mencoba, tak jarang kita terjebak dalam kesalahan-kesalahan kecil yang berdampak besar pada hasil akhir.

Misalnya, kuah jadi hambar, mi jadi terlalu lembek, atau topping terasa tidak menyatu. Semua kesulitan itu bisa membuat ramen buatan sendiri kehilangan pesonanya.

Sebenarnya, apa saja kesalahan umum yang sering terjadi saat membuat ramen? Bagaimana cara menghindarinya? Kita sebaiknya tahu, karena dalam dunia ramen, detail kecil bisa jadi penentu antara sekadar mi rebus dan sebuah "mahakarya" kuliner.

Mengabaikan Fondasi: Kaldu yang Terlalu Cepat

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah banyak orang terburu-buru dalam membuat kuah ramen dan hanya merebus bahan selama 30–60 menit. Padahal, kaldu adalah jiwa dari ramen.

Teknik slow cooking.
Ilustrasi memasak dengan teknik slow cooking. Teknik slow cooking atau memasak dengan api kecil dalam waktu lama telah menjadi metode yang banyak digunakan untuk menggali kedalaman rasa, terutama dalam hidangan berbasis kaldu. (Pixabay/MCCF)

Untuk itu, gunakan tulang ayam, sapi, atau kombinasi, lalu rebus minimal 4–6 jam (untuk shoyu atau miso) atau hingga 12 jam (untuk tonkotsu).

Tambahkan aromatik seperti jahe, bawang putih, dan daun bawang. Semakin lama direbus, semakin kaya rasa dan tekstur kuahnya.

Mi Direbus Terlalu Lama

Mi yang terlalu matang akan menyerap kuah berlebihan dan menjadi lembek. Kondisi ini akan menghilangkan tekstur kenyal yang khas.

Ramen
Ramen instan, salah satu solusi praktis bagi pecinta ramen yang ingin menyantap mi kuah Jepang ini. (Pixabay/half_rain)

Rebus mi hanya sampai al dente, lalu tiriskan dan segera sajikan dengan kuah panas. Gunakan timer jika perlu.

Jika menggunakan mi instan, kurangi waktu rebus dari yang tertera di kemasan untuk hasil lebih baik. Hal itu lantaran proses pemasakan akan terus berjalan meski mi sudah ditiriskan.

Menambahkan Topping Secara Asal

Ramen
Ramen, hidangan mi berkuah khas Jepang yang memiliki akar sejarah dari Tiongkok. (Pixabay/Takedahrs)

Beberapa kesalahan dalam menambahkan topping misalnya telur onsen yang langsung diaduk ke dalam kuah, nori dibiarkan terendam terlalu lama, atau semua topping ditumpuk tanpa estetika.

Untuk membuat ramen yang menggugah selera, tata topping dengan cermat. Telur sebaiknya dibelah dan diletakkan di atas mi, bukan dicampur.

Nori ditambahkan terakhir agar tetap renyah. Topping seperti jagung, tauge, dan daging sebaiknya disusun agar tampak menarik dan tidak saling menutupi.

Mengabaikan Minyak Aromatik

Ramen
Shoyu ramen, bentuk paling klasik dari ramen Jepang. Kuahnya biasanya dibuat dari kaldu. (Pixabay/May_hokkaido)

Kesalahan selanjutnya yakni banyak yang melewatkan minyak aromatik. Padahalm ini adalah lapisan rasa terakhir yang menyempurnakan kuah.

Solusinya yakni tambahkan mayu (minyak bawang putih gosong), minyak wijen, atau chili oil sesaat sebelum disajikan. Ini akan memberikan aroma dan rasa yang lebih kompleks, serta memperkaya pengalaman makan.***