1. Home
  2. Resepedia

Apakah Kluwek Beracun? Kenali Ciri-ciri Biji Kluwek yang Aman Dikonsumsi dan Cara Mengolahnya

Dengan memahami ciri-ciri dan cara pengolahan yang tepat, kita bisa menikmati kelezatan rawon tanpa rasa khawatir.

Kluwek
Kluwek. (Wikimedia Commons/Puryono)

SOEAT - Kluwek boleh saja menjadi kunci untuk menghasilkan hidangan dengan kuah hitam legam yang memikat mata dan lidah. Akan tetapi, tersembul juga pertanyaan mengenai keamanan pangan ini. Singkatnya, apakah kluwek beracun?

Biji hitam ini memang menjadi bintang dalam berbagai masakan khas Indonesia, dari rawon Jawa Timur hingga gabus pucung Betawi. Tapi reputasinya tak selalu bersih.

Banyak pula yang menyebutnya berbahaya, bahkan mematikan. Kluwek adalah rempah yang menantang persepsi. Ia bisa menjadi sumber rasa yang luar biasa, atau racun yang mengintai diam-diam.

Akan tetapi -seperti banyak hal dalam hidup, kuncinya ada pada cara kita memperlakukan dan mengolahnya. Mari kita telusuri lebih dalam mulai dari asal-usul racunnya, ciri-ciri biji yang aman, hingga teknik pengolahan yang membuatnya layak masuk ke dalam dapur kita.

Kluwek dan Kandungan Racunnya: Fakta Ilmiah

Kluwek
Kluwek. (Wikimedia Commons/Herusutimbul)

Kluwek berasal dari biji buah Pangium edule, yang dikenal juga sebagai picung atau kepayang. Dalam kondisi mentah, biji ini mengandung senyawa sianogenik glikosida, yang dapat melepaskan asam sianida (HCN) saat biji terluka atau dikunyah.

Sianida adalah racun yang sangat berbahaya. Zat ini dapat menyebabkan sesak napas, pusing, bahkan kematian jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Namun, masyarakat Indonesia telah lama menemukan cara untuk menjinakkan racun ini. Biji kluwek yang dijual di pasaran umumnya telah melalui proses fermentasi dan perebusan yang panjang, sehingga kandungan racunnya hilang dan aman dikonsumsi.

Ciri-ciri Kluwek yang Aman Dikonsumsi

Kluwek yang baik terasa berat saat digenggam. Jika digoyang dan terdengar bunyi kopong, kemungkinan besar isinya sudah mengering atau rusak.

Cangkang kluwek yang aman berwarna cokelat tua kehitaman dan bebas dari noda putih atau jamur. Hindari kluwek yang kulitnya keriput atau terbuka, karena bisa teroksidasi dan berbau tengik.

Setelah dibuka, isi kluwek yang aman berwarna hitam legam dan lembut. Warna ini menandakan fermentasi yang berhasil. Jika warnanya abu-abu atau cokelat muda, sebaiknya jangan digunakan.

Kluwek yang baik memiliki aroma khas yang tajam namun tidak busuk. Aroma tengik atau asam menandakan kluwek sudah basi atau gagal fermentasi.

Untuk mengetahui lebih lanjut, rendam kluwek dalam air hangat. Kluwek yang tenggelam biasanya masih padat dan layak pakai. Yang mengapung bisa jadi kosong atau rusak.

Cara Mengolah Kluwek Agar Aman dan Lezat

Setelah dipanen, biji kluwek dicuci dan direbus untuk mengurangi kandungan sianida. Proses ini penting sebelum fermentasi dilakukan.

Biji yang telah direbus kemudian dipendam dalam abu selama sekitar 40 hari. Proses ini membantu menghilangkan racun dan menghasilkan rasa khas kluwek.

Sebelum dimasak, rendam isi kluwek dalam air hangat selama beberapa jam agar lebih lunak dan mudah dihaluskan. Selain itu, kluwek sebaiknya dimasak dalam suhu tinggi, seperti direbus dalam kuah rawon atau brongkos. Panas membantu mengurai sisa racun yang mungkin masih ada.

Setelah dihaluskan, saring kluwek untuk memastikan teksturnya lembut dan bebas dari kotoran atau bagian keras yang bisa mengganggu rasa.***