- Home
- Sehat
Waspadai Kandungan Merkuri dan Logam Berat dalam Kerang
Dalam proses menyaring air untuk makan, kerangmenyerap segala zat yang ada di sekitarnya —termasuk limbah industri, logam berat, dan mikroplastik.

SOEAT - Di warung tenda pinggir jalan hingga restoran seafood mewah, kerang sering jadi primadona. Tapi tahukah bahwa kerang juga bisa menjadi “penyerap racun” dari laut yang tercemar?
Terutama jenis kerang hijau (Perna viridis), yang hidup menetap di dasar laut dan menyaring air untuk makan. Dalam proses itu, mereka menyerap segala zat yang ada di sekitarnya —termasuk limbah industri, logam berat, dan mikroplastik.
Ya, kerang boleh jadi merupakan simbol rasa laut yang memantik selera. Ia kenyal, gurih, dan kaya nutrisi.
Di balik kelezatannya, tersembunyi ancaman yang tak terlihat. Misalnya, logam berat seperti merkuri, timbal, dan kadmium yang bisa mengendap dalam tubuh dan memicu gangguan kesehatan serius.
Mari kita telusuri secara mendalam tentang kandungan merkuri dan logam berat dalam kerang, dampaknya bagi kesehatan, serta tips aman mengonsumsinya.
Apa Itu Logam Berat dan Mengapa Berbahaya?
Logam berat seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd) adalah zat toksik yang tidak bisa terurai secara alami. Mereka cenderung terakumulasi dalam tubuh organisme dan lingkungan.
Dalam tubuh manusia, logam berat bisa menyebabkan berbagai dampak serius seperti gangguan sistem saraf (tremor, insomnia, kehilangan memori), kerusakan ginjal dan hati, gangguan perkembangan janin dan anak-anak, serta risiko kanker dan gangguan reproduksi.
Mengapa Kerang Rentan Terhadap Logam Berat?
Kerang adalah filter feeder. Mereka menyaring air laut untuk makan.
Dalam proses ini, mereka menyerap plankton dan nutrisi alami, logam berat dan polutan dari air tercemar, serta mikroplastik yang bisa menjadi vektor racun.
Kerang tidak memiliki organ hati untuk menghancurkan zat asing, sehingga logam berat yang masuk akan menetap di jaringan tubuhnya. Bahkan setelah dimasak, logam berat tetap tidak bisa hilang karena ikatannya bersifat kovalen dan irreversibel.
Fakta Kandungan Merkuri dalam Kerang
Penelitian di Teluk Jakarta menunjukkan bahwa kerang hijau di sana mengandung merkuri hingga 40 mg/kg, padahal ambang batas konsumsi aman hanya 1 mg/kg. Bahkan kandungan arsenik di beberapa sampel mencapai 6,77 mg/kg, tiga kali lipat dari batas aman konsumsi manusia.
Studi lain di Kalibaru Timur dan Muara Kamal menunjukkan kadar merkuri sebesar 0,0583–0,2994 mg/kg, masih di bawah ambang batas, tapi tetap perlu dibatasi konsumsinya.
Tips Aman Konsumsi Kerang
Untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan, pilih kerang dari perairan bersih dan bersertifikat. Hindari konsumsi kerang mentah atau setengah matang.
Kemudian, batasi konsumsi kerang maksimal 2–3 porsi per minggu. Sebelum dimasak, buang bagian hepatopankreas (organ dalam kerang).
Perhatikan pula ciri kerang segar. Kerang segar biasanya memiliki cangkang yang tertutup rapat, daging kenyal, dan tidak berbau.
Peran Konsumen dan Pemerintah
Untuk menanggulangi risiko buruk kerang yang tercemar merkuri, konsumen wajib cermat memilih sumber kerang dan tidak tergoda harga murah dari daerah tercemar.
Pemerintah juga diharapkan perlu memperketat pengawasan limbah industri dan kualitas air laut di daerah budidaya kerang. Dari sisi produsen, sebaiknya transparan soal asal kerang dan metode budidaya.***