1. Home
  2. Resepedia

5 Steik dengan Teknik Dry-Aged: Apa Bedanya dengan Steik Biasa?

Dibandingkan dengan steik biasa, steik dry-aged menawarkan rasa lebih intens, tekstur lebih empuk, dan aroma lebih kompleks.

Dibandingkan dengan steik biasa, steik dry-aged menawarkan rasa lebih intens, tekstur lebih empuk, dan aroma lebih kompleks.
Ilustrasi daging sapi yang baru dipotong. (Pixabay/SK Data Stream)

SOEAT - Steik adalah salah satu hidangan yang paling "dihargai" dalam dunia kuliner, terutama bagi para pecinta daging sapi. Tidak semua steik dibuat dengan cara yang sama.

Salah satu teknik yang semakin populer di kalangan restoran premium dan penggemar daging adalah dry aging. Ini adalah sebuah metode "pematangan" daging yang meningkatkan rasa dan tekstur secara signifikan.

Dry aging adalah proses penyimpanan daging dalam kondisi terkendali selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Selama periode ini, enzim alami dalam daging bekerja untuk mengurai serat otot, menghasilkan tekstur yang lebih empuk dan rasa yang lebih kaya.

Selain itu, kelembapan dalam daging perlahan menguap, memperkuat cita rasa umami yang khas. Berbeda dengan steik biasa yang langsung dimasak setelah dipotong, steik dry-aged mengalami perubahan kimiawi yang membuatnya lebih kompleks dalam rasa dan lebih lembut dalam tekstur. Teknik ini membutuhkan kontrol suhu dan kelembapan yang ketat, serta waktu yang cukup untuk mencapai hasil terbaik.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lima jenis steik terbaik yang menggunakan teknik dry-aged, serta bagaimana mereka dibandingkan dengan steik biasa dalam hal rasa, tekstur, dan pengalaman makan.

Dry-Aged Ribeye

Ribeye adalah salah satu potongan daging yang paling populer untuk teknik dry aging karena memiliki marbling yang tinggi. Lemaknya tersebar merata dalam serat daging.

Perbedaan dengan steik biasa:

  • Rasa lebih intens. Dry aging memperkuat rasa daging, membuatnya lebih gurih dan kaya dibandingkan ribeye biasa.

  • Tekstur lebih empuk. Enzim alami mengurai serat otot, menghasilkan daging yang lebih lembut dan juicy.

  • Aroma khas. Ribeye dry-aged memiliki aroma mentega dan kacang yang lebih kuat dibandingkan ribeye biasa.

Dry-Aged Striploin

Dibandingkan dengan steik biasa, steik dry-aged menawarkan rasa lebih intens, tekstur lebih empuk, dan aroma lebih kompleks.
Striploin, bagian daging yang memiliki tingkat marbling tinggi. (Pexels/Javon Swaby)

Striploin adalah pilihan lain yang sering digunakan dalam dry aging karena memiliki keseimbangan antara lemak dan daging tanpa terlalu banyak marbling.

Perbedaan dengan steik biasa:

  • Kelembutan lebih tinggi. Proses aging membuat striploin lebih mudah dikunyah dibandingkan versi biasa.

  • Rasa lebih kompleks. Dry aging meningkatkan rasa umami dan sedikit keasaman alami yang tidak ditemukan pada striploin biasa.

  • Lapisan luar yang unik. Bagian luar daging yang mengering selama proses aging memberikan tekstur yang lebih renyah saat dimasak.

Dry-Aged Tomahawk

Tomahawk adalah potongan ribeye dengan tulang panjang yang memberikan tampilan dramatis dan rasa yang lebih kaya.

Perbedaan dengan steik biasa:

  • Rasa lebih pekat. Dry aging mengurangi kadar air dalam daging, memperkuat rasa alami tomahawk.

  • Tekstur lebih buttery. Lemak dalam tomahawk dry-aged lebih lembut dan meleleh saat dimasak.

  • Metode memasak lebih fleksibel. Bisa dipanggang dengan suhu tinggi untuk menciptakan kerak renyah tanpa kehilangan kelembutan di dalamnya.

Dry-Aged T-Bone

T-Bone adalah kombinasi antara tenderloin dan striploin dalam satu potongan, memberikan dua tekstur berbeda dalam satu steik.

Perbedaan dengan steik biasa:

  • Dua sensasi dalam satu gigitan. Tenderloin tetap lembut, sementara striploin memiliki rasa lebih kuat setelah aging.

  • Aroma lebih kaya. Dry aging meningkatkan aroma khas yang lebih mendalam dibandingkan T-Bone biasa.

  • Kelembapan lebih terjaga. Meskipun aging mengurangi kadar air, lemak dalam T-Bone membantu menjaga kelembapan saat dimasak.

Dry-Aged Porterhouse

Porterhouse mirip dengan T-Bone tetapi memiliki bagian tenderloin yang lebih besar, menjadikannya pilihan favorit bagi pecinta steik premium.

Perbedaan dengan Steik Biasa:

  • Rasa lebih kompleks. Dry aging meningkatkan rasa daging tanpa perlu banyak bumbu tambahan.

  • Tekstur lebih halus. Porterhouse dry-aged lebih empuk dibandingkan versi biasa karena enzim alami telah bekerja mengurai serat otot.

  • Pengalaman makan lebih mewah. Porterhouse dry-aged sering dianggap sebagai salah satu steik terbaik di restoran kelas atas.***