1. Home
  2. Resepedia

Ciri-Ciri Kerang yang Tidak Layak Konsumsi dan Harus Dihindari

Di pasar tradisional, kerang sering dijual dalam kondisi yang tampak segar. Tapi, tampilan bisa menipu.

Kerang
Ilustrasi mussel, si kerang biru. (Pixabay/WolfgangMon)

SOEAT - Kerang adalah rasa dan aroma laut yang dibungkus dalam cangkang. Ia punya tekstur kenyal, rasa yang gurih, serta nutrisi yang kaya. Di balik kelezatannya, kita juga harus memastikan bahwa kerang yang dibeli benar-benar layak konsumsi.

Di pasar tradisional, kerang sering dijual dalam kondisi yang tampak segar. Tapi, tampilan bisa menipu.

Mengapa? Kerang adalah filter feeder. Mereka menyerap segala zat dari air laut, termasuk nutrisi dan polutan.

Jadi, jika kerang sudah mati, terkontaminasi, atau disimpan dengan cara yang salah, maka risiko keracunan makanan bisa meningkat drastis. Bau amis menyengat, lendir berlebihan, hingga cangkang terbuka adalah sinyal bahaya yang tak boleh diabaikan.

Bagaimana tips untuk mengenali ciri-ciri kerang yang tidak layak konsumsi?

Kenali dari Cangkang dan Aroma

Kerang
Mussel, si kerang biru yang populer di Eropa dan Amerila Utara. (Pixabay/Donieve)

Kerang segar akan menutup cangkangnya saat disentuh. Jika cangkang terbuka dan tidak bereaksi saat diketuk, itu pertanda kerang sudah mati dan tidak layak konsumsi.

Kerang mati bisa menjadi sarang bakteri seperti Vibrio dan Salmonella. Selain itu, kita juga bisa memperhatikan aroma kerang.

Kerang segar memiliki aroma laut yang bersih dan segar. Jika kita mencium bau menyengat seperti belerang, amis tajam, atau busuk, sebaiknya hindari. Bau tersebut menandakan proses pembusukan sudah terjadi.

Tekstur Daging dan Cangkang

Kerang
Oyster atau kerang tiram yang cocok dimakan mentah, serta kaya akan zinc dan vitamin D. (Pixabay/Jsbaw7160)

Daging kerang yang segar terasa kenyal dan elastis. Jika teksturnya lembek, berair, atau warnanya kusam, itu pertanda kerang sudah tidak segar.

Daging yang mudah hancur saat disentuh juga menunjukkan kualitas yang buruk. Perhatikan juga bagian cangkang.

Cangkang kerang yang retak atau rapuh menandakan kerang sudah lama disimpan atau mengalami tekanan fisik. Kerang yang terlihat terlalu bersih juga patut dicurigai, karena bisa jadi sudah diproses berlebihan atau disimpan terlalu lama.

Lendir Berlebihan dan Warna Daging Mencolok

Lendir pada kerang bisa menjadi indikator pertumbuhan mikroorganisme aktif. Jika melihat lendir di bagian luar atau dalam kerang, sebaiknya buang saja. Kerang segar cenderung kesat dan tidak berlendir.

Selain itu, jika membeli kerang kupas, perhatikan warna dagingnya. Warna yang terlalu mencolok bisa jadi hasil dari pewarna buatan atau proses kimia. Pilih kerang dengan warna alami seperti cokelat kemerahan atau krem.

Kerang yang sudah dimasak dan disimpan lebih dari 2 hari, terutama tanpa pendingin, juga sebaiknya tidak dikonsumsi lagi. Risiko pertumbuhan bakteri sangat tinggi dan bisa menyebabkan keracunan makanan.

Risiko Kesehatan dari Kerang Tidak Layak Konsumsi

Kerang
Kerang simping atau scallop segar. (Pixabay/MonicaVolpin)

Kerang yang tidak layak konsumsi menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Misalnya, keracunan makanan yang disebabkan bakteri Vibrio dan Salmonella, serta gangguan pencernaan yang disebabkan kerang busuk atau terkontaminasi.

Kerang tak layak konsumsi juga bisa menyebabkan infeksi saluran cerna, serta akumulasi logam berat karena kerang dari laut tercemat.***